Terapi bekam (cupping therapy) adalah salah satu metode pengobatan alternatif kuno yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun di berbagai peradaban, termasuk Tiongkok dan Timur Tengah. Prinsip dasarnya adalah menciptakan vakum (sedotan) pada kulit menggunakan cangkir (cup) untuk menarik aliran darah ke permukaan. Praktik ini dipercaya dapat membantu melancarkan sirkulasi, menghilangkan stagnasi darah, dan merangsang penyembuhan alami tubuh.
Saat ini, anjuran bekam semakin populer karena dianggap sebagai cara alami untuk mendukung kesehatan tanpa intervensi obat-obatan kimia berlebihan. Meskipun sering dikaitkan dengan pengobatan tradisional, manfaatnya kini mulai diakui dalam konteks terapi komplementer modern.
Ilustrasi visualisasi sederhana prinsip kerja bekam.
Anjuran Bekam Berdasarkan Kondisi Kesehatan
Terdapat berbagai kondisi yang seringkali disarankan untuk diatasi atau dibantu melalui terapi bekam. Pemilihan titik bekam (akupoint) sangat krusial dan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik individu oleh terapis profesional.
Kondisi yang Umum Mendapat Anjuran Bekam:
Nyeri Muskuloskeletal: Sangat efektif untuk meredakan nyeri punggung bawah, leher kaku, nyeri sendi, dan ketegangan otot kronis. Bekam membantu melonggarkan fascia dan meningkatkan aliran oksigen ke area yang tegang.
Sakit Kepala dan Migrain: Dengan menargetkan titik-titik tertentu di area kepala dan bahu, bekam dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala tegang.
Masalah Pencernaan: Beberapa teknik bekam diarahkan pada area perut untuk membantu mengatasi kembung dan melancarkan sistem pencernaan yang kurang optimal.
Detoksifikasi Ringan: Meskipun bukan metode detoks utama, bekam membantu mengeluarkan "darah stagnan" yang dipercaya membawa sisa metabolisme dari jaringan.
Pemulihan Kelelahan (Fatigue): Bagi individu yang sering merasa lelah atau kurang berenergi, bekam dapat memberikan efek relaksasi mendalam yang membantu pemulihan sistem saraf.
Panduan Pelaksanaan dan Hal yang Perlu Diperhatikan
Meskipun memiliki banyak manfaat, ada beberapa anjuran bekam yang harus dipatuhi sebelum dan sesudah menjalani terapi untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Sebelum Bekam:
Kondisi Fisik: Pastikan Anda dalam kondisi prima. Hindari bekam saat sedang demam tinggi, sakit parah, atau sangat lapar/kenyang.
Hidrasi: Minum air putih yang cukup beberapa jam sebelum sesi.
Konsultasi: Selalu konsultasikan riwayat kesehatan Anda, terutama jika Anda memiliki gangguan pembekuan darah atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
Setelah Bekam (Perawatan Pasca-Terapi):
Area bekam akan meninggalkan bekas kemerahan atau keunguan (mirip memar). Ini adalah hal normal dan akan hilang dalam beberapa hari hingga dua minggu.
Istirahat: Hindari aktivitas fisik berat selama minimal 24 jam.
Jaga Kehangatan: Jangan terpapar angin dingin atau mandi air dingin segera setelah bekam, karena tubuh dianggap lebih rentan terhadap masuknya "angin" atau dingin.
Nutrisi: Konsumsi makanan bergizi dan hindari makanan dingin atau berminyak selama sehari.
Hindari Basah: Jaga area bekam tetap kering. Jangan berenang atau mandi terlalu lama selama 12 jam pertama.
Kapan Sebaiknya Bekam Dihindari?
Penting untuk mengenali kontraindikasi. Anjuran bekam secara tegas melarang prosedur ini pada kondisi tertentu demi mencegah komplikasi.
Jangan melakukan bekam jika Anda:
Memiliki kelainan kulit aktif (luka terbuka, eksim parah, infeksi kulit) di area yang akan dibekam.
Menderita kelainan darah serius seperti hemofilia.
Sedang dalam pengobatan kemoterapi atau radiasi dalam waktu dekat.
Wanita hamil (terutama pada trimester pertama) atau saat sedang menstruasi (tergantung kebijakan terapis dan titik yang dipilih).
Memiliki implan logam di area terapi.
Selalu percayakan prosedur ini kepada praktisi bekam profesional yang memiliki sertifikasi dan menjaga standar kebersihan yang ketat (penggunaan cangkir sekali pakai atau sterilisasi yang benar).