Ilustrasi Bulan dan Nuansa Islami
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram dalam kalender Hijriyah, bersama dengan bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Keutamaan bulan ini sangat besar di mata umat Islam, dan seringkali menjadi momentum penting untuk meningkatkan ibadah, salah satunya melalui amalan sunnah puasa Rajab.
Meskipun puasa Rajab tidak diwajibkan seperti puasa Ramadhan, anjuran untuk melaksanakannya sangat ditekankan oleh banyak ulama berdasarkan berbagai riwayat hadis dan atsar para sahabat. Puasa di bulan ini dipandang sebagai sarana persiapan rohani menyambut datangnya Sya’ban, yang kemudian berpuncak pada bulan suci Ramadhan.
Rajab secara etimologis berarti "mengagungkan" atau "memuliakan". Bulan ini adalah pintu gerbang menuju tiga bulan mulia (Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan). Memuliakan bulan Rajab adalah bentuk penghormatan kita terhadap syariat yang telah ditetapkan Allah SWT.
Banyak riwayat yang menyebutkan keutamaan bulan Rajab, di antaranya adalah bulan di mana Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Oleh karena itu, memperbanyak amal shaleh, khususnya puasa, adalah cara yang tepat untuk mengisi bulan ini dengan ketaatan.
Puasa di bulan Rajab memiliki beberapa keutamaan yang bisa diraih oleh seorang Muslim:
Bagi yang ingin melaksanakan anjuran puasa di bulan Rajab, terdapat beberapa pilihan yang umum dilakukan oleh umat Islam:
Beberapa ulama menganjurkan untuk berpuasa sebanyak mungkin di bulan Rajab. Tidak ada batasan pasti, namun melakukannya sesekali atau hampir sepanjang bulan adalah praktik yang dianjurkan.
Jika puasa penuh terasa berat, umat Islam dianjurkan berpuasa beberapa hari. Beberapa praktik populer meliputi:
Sama seperti puasa sunnah lainnya, niat berpuasa Rajab hendaknya dilakukan pada malam hari. Lafaz niat dapat dilakukan dalam hati atau diucapkan, misalnya: "Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillahi ta'ala." (Saya berniat puasa sunnah Rajab karena Allah Ta'ala).
Bulan Rajab menjadi momentum untuk menumbuhkan semangat keikhlasan dalam beribadah. Fokus utama dalam berpuasa di bulan ini adalah mendekatkan diri kepada Allah, bukan semata-mata mencari keutamaan tertentu yang belum tentu validitasnya kuat.
Dengan menjalankan ibadah sunnah seperti puasa Rajab, seorang Muslim sedang menanam benih ketaatan yang diharapkan akan terus bersemi hingga datangnya bulan Sya’ban dan mencapai puncaknya pada bulan Ramadhan. Mengagungkan bulan Rajab berarti kita sedang mempersiapkan hati agar senantiasa siap menerima rahmat dan ampunan Allah di bulan-bulan yang akan datang.
Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan sisa waktu di bulan Rajab ini dengan menjalankan anjuran puasa, memohon ampunan, dan meningkatkan kualitas amal shaleh kita secara keseluruhan.