Ilustrasi sederhana dimensi pengukuran kerja.
Dalam dunia kerja modern, di mana jam kerja di depan komputer menjadi norma, kenyamanan dan kesehatan postur tubuh menjadi prioritas utama. Salah satu elemen kunci untuk mencapai ergonomi kerja yang baik adalah desain meja kerja. Di sinilah peran antropometri meja kerja menjadi sangat vital. Antropometri adalah studi tentang dimensi fisik tubuh manusia, termasuk tinggi, jangkauan, dan sudut tubuh saat beraktivitas. Menerapkan prinsip antropometri memastikan bahwa furnitur kantor, khususnya meja, disesuaikan dengan variasi ukuran populasi pengguna.
Meja kerja yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh pekerja dapat menyebabkan ketegangan otot kronis, nyeri punggung bawah, masalah pada pergelangan tangan (seperti CTS atau Carpal Tunnel Syndrome), serta kelelahan mata. Penggunaan data antropometri memungkinkan perancang untuk menentukan tinggi permukaan kerja, kedalaman meja, dan ruang kaki yang optimal. Misalnya, tinggi permukaan meja harus memungkinkan siku pekerja membentuk sudut sekitar 90 hingga 100 derajat saat mengetik atau menulis, dengan bahu rileks.
Data antropometri umumnya dibagi berdasarkan persentil, misalnya persentil ke-5 hingga ke-95 dari suatu populasi. Dalam desain yang universal, seringkali digunakan nilai rata-rata (persentil ke-50) sebagai basis, namun untuk lingkungan kerja yang lebih spesifik atau ingin mengakomodasi rentang pengguna yang luas, penyesuaian pada persentil ekstrem (terkecil dan terbesar) harus dipertimbangkan. Meja yang terlalu tinggi memaksa pengguna mengangkat bahu, sementara meja terlalu rendah mendorong pekerja untuk membungkuk.
Desain meja kerja yang baik memperhatikan beberapa dimensi utama:
Menerapkan standar antropometri bukan hanya tentang membeli perabotan yang mahal, tetapi tentang membuat keputusan desain yang cerdas. Di kantor modern, meja kerja modular yang memungkinkan penyesuaian ketinggian adalah investasi yang sangat dihargai. Bagi pekerja yang sering berpindah antar meja, pastikan setiap workstation memiliki setelan dasar yang mendekati standar ergonomis. Selain itu, kursi ergonomis harus bekerja selaras dengan meja; jika tinggi meja dipertahankan, pastikan kursi dapat diatur agar lengan pekerja tetap berada dalam posisi netral.
Data antropometri membantu menciptakan lingkungan di mana tubuh manusia dapat berfungsi secara efisien tanpa menimbulkan cedera jangka panjang. Mengabaikan dimensi tubuh dalam desain meja kerja berarti kita mengorbankan produktivitas demi desain estetika yang mungkin tidak fungsional bagi mayoritas penggunanya. Oleh karena itu, setiap pertimbangan mengenai tata letak kantor harus dimulai dari data ilmiah mengenai dimensi pengguna: antropometri.