Gambar: Simbolisasi rasa tidak nyaman saat buang air kecil.
Anyang-anyangan, atau sering dikenal sebagai disuria, adalah kondisi medis yang ditandai dengan rasa nyeri, perih, atau panas saat buang air kecil, disertai dengan dorongan untuk berkemih yang sering namun urine yang keluar hanya sedikit. Meskipun sering dianggap sepele dan dianggap hanya infeksi saluran kemih (ISK) biasa, bagi banyak orang, kondisi ini bisa menjadi siklus yang berulang dan sangat mengganggu kualitas hidup.
Kekambuhan (sering kambuh) adalah masalah utama yang membuat penderitanya frustrasi. Seseorang mungkin telah diobati dengan antibiotik, gejalanya hilang, namun beberapa minggu atau bulan kemudian, sensasi tidak nyaman itu kembali lagi. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa kondisi ini tidak tuntas tuntas?
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap berulangnya gejala anyang-anyangan. Memahami akar masalahnya adalah langkah pertama menuju pencegahan jangka panjang.
Penyebab paling umum adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Namun, jika antibiotik dihentikan terlalu cepat sebelum bakteri benar-benar musnah, atau jika bakteri sudah menunjukkan resistensi terhadap obat yang diresepkan, infeksi akan aktif kembali. Sering kali, bakteri 'bersembunyi' di dinding kandung kemih dan tidak sepenuhnya terbasmi.
Dehidrasi kronis membuat urine menjadi sangat pekat, yang dapat mengiritasi lapisan kandung kemih dan mempermudah bakteri berkembang biak. Selain itu, kebiasaan menahan kencing atau kebersihan area genital yang kurang optimal (terutama pada wanita karena anatomi yang lebih pendek) menjadi pintu masuk bakteri.
Pada kasus kambuh yang sering, penyebabnya mungkin lebih kompleks daripada ISK sederhana. Ini bisa melibatkan:
Tidak semua rasa perih saat berkemih disebabkan oleh bakteri. Interstitial Cystitis (IC) atau dikenal juga sebagai Sindrom Nyeri Kandung Kemih adalah kondisi peradangan kronis pada dinding kandung kemih yang menyebabkan gejala mirip ISK tanpa adanya infeksi bakteri terdeteksi. Kondisi ini sering didiagnosis terlambat karena gejalanya menyerupai ISK yang kambuh.
Mengobati serangan akut saja tidak cukup. Untuk memutus siklus anyang-anyangan yang sering kambuh, diperlukan perubahan gaya hidup dan penanganan medis yang komprehensif.
Pastikan asupan cairan harian cukup (sekitar 8 gelas air putih, kecuali ada kontraindikasi medis). Jangan pernah menunda buang air kecil. Setelah berhubungan seksual, sangat dianjurkan untuk segera buang air kecil untuk membersihkan bakteri yang mungkin masuk ke uretra.
Konsumsi suplemen yang mengandung Cranberry atau D-Mannose dapat membantu mencegah bakteri E. coli (penyebab ISK terbanyak) menempel pada dinding saluran kemih. Selain itu, menjaga flora usus yang sehat dengan probiotik juga penting.
Jika anyang-anyangan kambuh lebih dari tiga kali dalam setahun, ini adalah indikasi kuat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter mungkin akan melakukan kultur urine berulang, pemeriksaan pencitraan (seperti USG), atau bahkan sistoskopi untuk melihat kondisi bagian dalam kandung kemih. Pengobatan profilaksis (pencegahan) seperti dosis antibiotik sangat rendah yang diminum setiap hari atau setelah berhubungan seksual mungkin dipertimbangkan, namun harus di bawah pengawasan ketat dokter.