Ilustrasi ketidaknyamanan urologis sementara.
Rasa tidak nyaman, sensasi seperti ingin buang air kecil terus-menerus, atau nyeri ringan pada area kandung kemih atau uretra setelah berhubungan seksual seringkali dialami oleh pria. Kondisi ini dikenal awam sebagai 'anyang-anyangan'. Meskipun seringkali tidak berbahaya dan bersifat sementara, sensasi ini bisa mengganggu dan menimbulkan kekhawatiran. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk mengatasinya.
Anyang-anyangan atau disuria yang terjadi setelah hubungan intim biasanya merujuk pada sensasi terbakar, gatal, atau dorongan kuat untuk berkemih, meskipun kandung kemih belum penuh. Pada pria, hal ini tidak selalu mengindikasikan Infeksi Saluran Kemih (ISK) seperti yang sering terjadi pada wanita, namun mekanisme pemicunya bisa terkait dengan trauma fisik ringan atau kontaminasi bakteri.
Beberapa faktor utama dapat memicu munculnya gejala anyang-anyangan pasca-kopulasi:
Aktivitas seksual melibatkan gesekan mekanis di sekitar area genital dan uretra (saluran kencing). Pria memiliki uretra yang lebih panjang, namun gesekan intens atau durasi hubungan yang lama dapat menyebabkan iritasi pada lapisan dalam uretra. Iritasi ini meniru gejala infeksi, menyebabkan rasa perih atau dorongan untuk buang air kecil.
Selama penetrasi, bakteri yang mungkin berada di area genital pasangan (atau flora normal di sekitar penis) dapat terdorong masuk ke lubang uretra. Meskipun sistem pertahanan tubuh biasanya akan membersihkannya, peradangan ringan akibat masuknya bakteri ini bisa menimbulkan sensasi anyang-anyangan sebelum akhirnya mereda.
Kelenjar prostat, yang terletak tepat di bawah kandung kemih, berperan penting dalam ejakulasi. Peradangan pada prostat (prostatitis), baik yang disebabkan oleh bakteri (prostatitis bakteri) maupun yang tidak (prostatitis non-bakteri), dapat diperparah oleh aktivitas seksual. Tekanan atau kontraksi selama orgasme bisa memicu nyeri tumpul atau rasa terbakar yang menjalar ke area uretra, mirip dengan gejala anyang-anyangan.
Meskipun lebih jarang pada pria muda yang sehat, pria juga bisa terkena ISK. Jika gejala anyang-anyangan disertai dengan demam, nyeri punggung bawah, atau air seni yang keruh/berbau menyengat, kemungkinan besar ini adalah ISK yang memerlukan penanganan medis segera. Aktivitas seksual menjadi pemicu karena memudahkan bakteri berpindah tempat.
Beberapa pria mungkin sensitif terhadap bahan kimia yang terkandung dalam lateks kondom atau jenis pelumas tertentu. Reaksi alergi atau iritasi kimiawi ini dapat menyebabkan kemerahan, gatal, atau sensasi terbakar saat buang air kecil sesudahnya.
Sebagian besar kasus anyang-anyangan ringan akan hilang dalam beberapa jam setelah berhubungan. Namun, ada indikasi bahwa Anda perlu berkonsultasi dengan dokter urologi:
Untuk meminimalisir risiko terjadinya iritasi atau transfer bakteri, beberapa praktik kebersihan seksual sangat dianjurkan:
Meskipun anyang-anyangan setelah berhubungan seringkali merupakan respons fisik yang normal terhadap aktivitas seksual, jangan mengabaikan gejala yang berulang atau parah. Penanganan yang tepat berdasarkan diagnosis dokter akan memastikan kesehatan urologis Anda tetap terjaga.
Artikel ini bersifat informatif dan bukan pengganti nasihat, diagnosis, atau pengobatan medis profesional. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk kondisi medis Anda.