Mengenal Apendisitis: Penyebab Utama Peradangan Usus Buntu

Apendisitis, atau peradangan pada usus buntu (apendiks), merupakan kondisi medis darurat yang sering terjadi dan memerlukan penanganan segera. Usus buntu adalah kantung kecil berbentuk jari yang menempel pada usus besar. Meskipun fungsinya belum sepenuhnya dipahami, ketika organ ini meradang, dampaknya bisa sangat serius, bahkan mengancam nyawa jika terjadi ruptur (pecah).

Memahami apendisitis penyebab adalah langkah krusial dalam pencegahan dan diagnosis dini. Dalam sebagian besar kasus, penyebab utama peradangan ini adalah obstruksi atau penyumbatan pada lubang apendiks, yang kemudian memicu pertumbuhan bakteri dan infeksi.

Apendiks Meradang !"

Ilustrasi penyumbatan dan peradangan pada usus buntu.

Faktor Utama Penyebab Obstruksi

Penyebab spesifik yang memicu penyumbatan pada usus buntu dapat bervariasi antar individu. Namun, terdapat beberapa etiologi (asal usul) yang paling umum dilaporkan oleh studi medis:

1. Fekalit (Feses Keras)

Ini adalah penyebab tersering, terutama pada orang dewasa. Fekalit adalah massa feses yang mengeras dan masuk ke dalam lumen (rongga) usus buntu, kemudian menyebabkan penyumbatan total. Begitu terjadi sumbatan, lendir yang diproduksi tubuh tidak dapat keluar, menekan dinding usus, dan memungkinkan bakteri yang ada di usus besar berkembang biak dengan cepat. Tekanan yang meningkat ini menyebabkan peradangan dan iskemia (kekurangan suplai darah).

2. Hiperplasia Jaringan Limfoid

Pada anak-anak dan remaja, penyebab obstruksi yang paling sering adalah pembengkakan jaringan limfoid (struktur kekebalan tubuh) yang melapisi dinding usus buntu. Pembengkakan ini sering terjadi sebagai respons terhadap infeksi virus ringan di saluran pencernaan atau pernapasan. Ketika jaringan ini membengkak, ia menekan lumen usus buntu, mirip dengan fungsi batu tinja, memicu peradangan.

3. Benda Asing dan Parasit

Meskipun jarang, beberapa kasus apendisitis dapat disebabkan oleh benda asing yang secara tidak sengaja tertelan dan tersangkut di ujung usus buntu. Selain itu, infeksi oleh parasit usus tertentu (seperti cacing) kadang-kadang dapat menjadi faktor pemicu dengan cara mengiritasi atau menyumbat saluran tersebut.

4. Penyebab Lain yang Lebih Jarang

Ada pula penyebab yang melibatkan pertumbuhan abnormal pada dinding usus buntu itu sendiri, seperti:

Proses Patologis Setelah Sumbatan

Begitu terjadi sumbatan, proses peradangan mengikuti jalur yang relatif cepat. Bakteri anaerob mulai berkembang biak secara eksponensial dalam ruang tertutup. Peningkatan populasi bakteri ini menghasilkan toksin dan menyebabkan dinding usus buntu mengalami edema (pembengkakan) dan menjadi tertekan.

Tahap awal ditandai dengan nyeri perut ringan yang biasanya dimulai di sekitar pusar dan kemudian berpindah ke kuadran kanan bawah perut (titik McBurney). Jika kondisi ini tidak segera diatasi, peradangan akan berkembang menjadi supuratif (penuh nanah). Dalam kasus yang parah, tekanan internal yang sangat tinggi dapat memutus suplai darah, menyebabkan jaringan usus buntu menjadi nekrotik (mati).

Jika jaringan usus buntu yang sudah nekrotik pecah, isinya (nanah, bakteri, dan materi inflamasi) akan menyebar ke rongga perut (abdomen). Kondisi ini disebut perforasi, yang mengakibatkan peritonitis—infeksi luas pada lapisan peritoneum—yang merupakan komplikasi paling berbahaya dari apendisitis penyebab yang tidak ditangani. Oleh karena itu, diagnosis cepat berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius ini.

🏠 Homepage