Visualisasi konseptual proses apoptosis dan pembersihan oleh fagosit.
Apoptosis, sering disebut sebagai "bunuh diri sel terprogram," adalah mekanisme biologis fundamental yang sangat teratur dan terkontrol untuk menghilangkan sel-sel yang tidak lagi diperlukan, rusak, atau berpotensi berbahaya dari suatu organisme. Berbeda dengan nekrosis—kematian sel yang terjadi akibat cedera akut dan menyebabkan peradangan—apoptosis adalah proses aktif yang memerlukan energi dan melibatkan serangkaian langkah molekuler yang spesifik.
Proses ini memastikan bahwa sel-sel mati 'dengan tenang'. Membran sel tetap utuh pada awalnya, namun sel tersebut akan mengalami penyusutan, kondensasi kromatin (materi genetik), dan fragmentasi menjadi vesikel kecil yang disebut badan apoptosis (apoptotic bodies). Badan-badan ini kemudian segera dikenali dan dimakan (difagositosis) oleh sel-sel fagosit tanpa melepaskan isinya ke lingkungan ekstraseluler, sehingga mencegah respons inflamasi (peradangan) pada jaringan di sekitarnya.
Apoptosis bukan sekadar mekanisme pembuangan; ia adalah proses esensial yang menjaga homeostasis dan integritas jaringan di seluruh kehidupan organisme multiseluler. Fungsi-fungsi utamanya meliputi:
Mekanisme apoptosis diatur secara ketat oleh keluarga protein yang disebut kaspase (caspase). Kaspase adalah protease (enzim pemecah protein) yang awalnya berada dalam bentuk inaktif (prokaspase) dan diaktifkan secara berurutan dalam sebuah kaskade. Terdapat dua jalur utama yang mengarah pada aktivasi kaspase:
Jalur ini dipicu oleh sinyal eksternal. Ketika ligan (molekul pemberi sinyal) seperti FasL atau TNF-alpha berikatan dengan reseptor kematian pada permukaan sel (misalnya reseptor Fas), ini memicu pembentukan kompleks pensinyalan yang mengaktifkan kaspase inisiator (seperti Kaspase-8), yang kemudian mengaktifkan kaspase eksekutor.
Jalur ini dipicu oleh stres internal sel, seperti kerusakan DNA atau hilangnya faktor pertumbuhan. Di bawah kondisi stres, protein pro-apoptotik dari keluarga Bcl-2 (seperti Bax dan Bak) menjadi aktif dan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran mitokondria. Kebocoran protein dari mitokondria, terutama Sitokrom C, ke sitoplasma memicu pembentukan apoptosome, yang kemudian mengaktifkan Kaspase-9 (kaspase inisiator).
Setelah kaspase inisiator aktif, mereka memicu kaskade kaspase eksekutor (seperti Kaspase-3 dan Kaspase-7). Kaspase eksekutor inilah yang memotong berbagai substrat intraseluler penting, menyebabkan perubahan morfologi khas apoptosis seperti pemotongan DNA dan pembentukan badan apoptosis.
Gangguan pada regulasi apoptosis memiliki konsekuensi patologis yang serius, menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan antara kelangsungan hidup sel dan kematian sel.
Memahami jalur apoptosis membuka pintu bagi pengembangan terapi baru, baik untuk menghambat kematian sel pada kondisi degeneratif, maupun untuk mengaktifkan kembali kematian sel pada sel-sel tumor.