Visualisasi buah apricot yang matang.
Sering kali, ketika membicarakan buah-buahan musim panas, nama apel, pir, atau persik yang lebih besar lebih dulu terlintas. Namun, ada satu buah kecil yang menawarkan kombinasi rasa manis, sedikit asam, dan tekstur lembut yang memikat: **apricot**.
Lalu, **apricot itu apa**? Secara botani, apricot adalah buah batu (drupe) yang berasal dari spesies Prunus armeniaca. Buah ini memiliki kemiripan yang erat dengan persik dan plum, namun ukurannya cenderung lebih kecil, berkisar antara 4 hingga 5 sentimeter diameternya. Warna khasnya adalah oranye cerah hingga kuning keemasan, kadang-kadang dihiasi semburat merah di sisi yang terkena sinar matahari. Kulitnya lembut, ditutupi bulu-bulu halus yang sangat tipis—berbeda dengan kulit persik yang lebih tebal dan berbulu.
Apricot bukanlah buah asli dari benua Amerika. Sejarahnya dimulai jauh di Asia Tengah, diyakini berasal dari Tiongkok. Buah ini kemudian menyebar melalui Jalur Sutra ke Persia (Iran)—yang juga menjadi salah satu pusat budidaya awalnya—dan akhirnya mencapai wilayah Mediterania, dibawa oleh bangsa Romawi. Karena kemampuannya tumbuh subur di iklim kering dan hangat, apricot menyebar dengan cepat di wilayah-wilayah tersebut.
Di Indonesia, meskipun tidak sepopuler apel atau jeruk, apricot sering kali dijumpai dalam bentuk kering (dried apricot) atau diolah menjadi selai. Buah segar biasanya lebih mudah ditemukan di daerah dataran tinggi atau impor.
Saat Anda menggigit apricot segar, sensasi pertama yang muncul adalah teksturnya yang padat namun mudah lumer di mulut, mirip seperti persik yang belum terlalu matang. Rasanya adalah perpaduan kompleks antara manis dan asam. Tingkat kemanisan sangat bergantung pada kematangan dan varietasnya. Apricot yang sangat matang akan sangat manis, sementara yang sedikit asam memberikan kesegaran yang sempurna untuk dimakan langsung.
Salah satu ciri fisik paling menonjol selain warnanya adalah **lekukan atau belahan vertikal** yang memanjang di salah satu sisinya. Lekukan ini merupakan penanda alami pada banyak buah dari famili Prunus.
Meskipun ukurannya kecil, apricot padat akan nutrisi penting. Inilah mengapa banyak yang menyebutnya sebagai "superfood mini".
Apricot mengandung antioksidan kuat, terutama **karotenoid** seperti beta-karoten dan lutein. Beta-karoten inilah yang memberikan warna oranye cerah pada buah, dan tubuh kita mengubahnya menjadi Vitamin A. Vitamin A sangat penting untuk kesehatan mata dan fungsi kekebalan tubuh.
Seperti buah-buahan lainnya, apricot mengandung serat makanan yang tinggi, baik serat larut maupun tidak larut. Serat membantu melancarkan sistem pencernaan, mencegah konstipasi, dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Mengonsumsi apricot kering juga merupakan cara praktis untuk meningkatkan asupan serat harian Anda.
Buah ini juga menyediakan mineral penting, terutama **kalium** (potassium). Kalium berperan vital dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh dan membantu menjaga tekanan darah yang sehat, mendukung fungsi kardiovaskular secara keseluruhan.
Apricot sangat serbaguna di dapur. Anda bisa menikmatinya dalam berbagai bentuk:
Secara keseluruhan, **apricot itu apa**? Ia adalah permata kecil dari alam, sebuah buah yang menawarkan keseimbangan sempurna antara rasa manis musim panas dan manfaat kesehatan yang signifikan, menjadikannya pilihan yang layak untuk dimasukkan ke dalam diet harian Anda.