Sengketa adalah bagian tak terpisahkan dari interaksi bisnis maupun personal. Ketika perselisihan muncul, jalur konvensional melalui pengadilan seringkali dianggap memakan waktu, biaya tinggi, dan terkadang kurang menjaga kerahasiaan. Di sinilah peran arbitrase hukum adalah sebuah alternatif penyelesaian sengketa (Alternative Dispute Resolution/ADR) yang semakin populer dan diakui secara global.
Secara fundamental, arbitrase adalah sebuah metode penyelesaian sengketa di luar pengadilan (non-litigasi) di mana para pihak setuju untuk menyerahkan penyelesaian masalah mereka kepada satu atau lebih individu netral yang disebut arbiter atau majelis arbitrase. Keputusan yang dihasilkan oleh arbiter, yang dikenal sebagai putusan arbitrase, memiliki kekuatan hukum yang mengikat (final and binding) layaknya putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Arbitrase hukum memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari proses litigasi di pengadilan umum. Memahami karakteristik ini sangat penting untuk menentukan apakah arbitrase cocok untuk kasus yang dihadapi.
Dasar utama dari arbitrase adalah kesepakatan para pihak. Sengketa hanya dapat dibawa ke arbitrase jika para pihak telah menyepakati hal tersebut sebelumnya, biasanya melalui klausul arbitrase dalam kontrak mereka, atau melalui perjanjian arbitrase terpisah setelah sengketa timbul.
Putusan arbitrase bersifat final. Berbeda dengan putusan pengadilan tingkat pertama yang masih memungkinkan banding atau kasasi, putusan arbitrase umumnya tidak dapat diajukan banding atau kasasi. Upaya hukum yang tersedia sangat terbatas, biasanya hanya pembatalan (jika terbukti melanggar prosedur substansial atau bertentangan dengan ketertiban umum), yang diatur oleh undang-undang terkait.
Proses arbitrase dilakukan secara tertutup. Sidang tidak terbuka untuk umum, dan semua dokumen serta hasil keputusan dijaga kerahasiaannya. Ini sangat dihargai dalam dunia bisnis internasional, di mana menjaga reputasi dan informasi sensitif adalah prioritas utama.
Arbiter yang dipilih seringkali adalah profesional yang memiliki keahlian spesifik di bidang sengketa tersebut (misalnya, hukum konstruksi, maritim, atau investasi). Hal ini memastikan bahwa keputusan diambil berdasarkan pemahaman mendalam mengenai isu teknis yang disengketakan.
Meskipun prosedur dapat bervariasi tergantung pada peraturan lembaga arbitrase yang digunakan (misalnya BANI di Indonesia atau ICC secara internasional), alur dasar proses arbitrase hukum adalah sebagai berikut:
Keputusan untuk memilih arbitrase seringkali didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan spesialisasi. Arbitrase sangat disarankan dalam kasus-kasus berikut:
Intinya, memahami apa itu arbitrase hukum adalah memilih jalur penyelesaian yang berpusat pada kesepakatan, keahlian, kecepatan, dan kerahasiaan, sebagai sebuah instrumen modern dalam dunia hukum dan bisnis.