Ilustrasi area kandang ayam alas anakan.
Budidaya ayam petelur maupun pedaging merupakan salah satu sektor peternakan yang paling diminati di Indonesia. Namun, keberhasilan jangka panjang sangat bergantung pada penanganan fase awal kehidupan unggas, yaitu masa anakan. Konsep "ayam alas anakan" merujuk pada sistem pemeliharaan awal di mana anak ayam (DOC - Day Old Chick) ditempatkan di atas alas atau litter yang telah disiapkan secara khusus sebelum dipindahkan ke kandang dewasa. Sistem ini krusial untuk memastikan tingkat mortalitas rendah dan pertumbuhan yang optimal.
Fase starter atau anakan adalah periode paling rentan bagi seekor ayam. Imunitas mereka masih rendah, dan sistem termoregulasi tubuh belum sepenuhnya berkembang. Oleh karena itu, suhu lingkungan menjadi faktor penentu utama kelangsungan hidup. Kandang alas yang baik berfungsi sebagai isolator panas sekaligus penyerap kelembapan, menciptakan mikroklimat yang stabil bagi DOC.
Pemilihan alas (litter) sangat mempengaruhi keberhasilan program ini. Alas yang umum digunakan meliputi sekam padi, serutan kayu, atau jerami kering. Alas harus kering, bersih, dan memiliki ketebalan yang cukup (ideal antara 5 hingga 10 cm) agar mampu menjaga kehangatan dari lantai dasar kandang. Alas yang basah atau kotor akan menjadi sarang bakteri dan jamur, meningkatkan risiko penyakit seperti koksidiosis atau infeksi pernapasan pada anakan ayam.
Inti dari manajemen ayam alas anakan adalah penyediaan kehangatan melalui sistem brooding atau pemanas. DOC membutuhkan suhu lingkungan sekitar 32-35°C pada hari pertama, dan suhu ini harus diturunkan secara bertahap sekitar 0.5°C setiap minggu hingga mencapai suhu lingkungan kandang dewasa (sekitar 21-24°C). Kebutuhan panas ini dipenuhi menggunakan pemanas (brooder) yang bisa berupa lampu pemanas infra merah atau pemanas gas.
Penentuan area brooding harus efisien. Biasanya, area kandang yang dialokasikan untuk anakan hanya mencakup sepertiga dari total luas kandang starter, dan area tersebut dikelilingi oleh pembatas sementara yang disebut "brooder guard". Pembatas ini mencegah DOC berkeliaran terlalu jauh dari sumber panas dan pakan, sehingga memudahkan pengawasan kepadatan dan memastikan mereka tetap hangat.
Setelah berhasil menjaga kehangatan, tantangan berikutnya adalah memastikan asupan nutrisi. Pakan yang diberikan pada fase anakan harus memiliki kandungan protein yang tinggi (biasanya 22-24%) dan energi yang memadai untuk mendukung pertumbuhan cepat. Pemberian pakan pada awal biasanya menggunakan bentuk crumble atau tepung halus agar mudah dicerna oleh pencernaan mereka yang masih sensitif.
Air minum bersih dan segar harus selalu tersedia. Pada beberapa peternak, vitamin dan elektrolit ditambahkan ke air minum selama 3-5 hari pertama untuk membantu mengurangi stres pasca-transportasi DOC. Manajemen air minum harus ketat; air yang kotor dapat segera menyebarkan penyakit.
Masa pemeliharaan di kandang alas anakan biasanya berlangsung antara 3 hingga 4 minggu, tergantung pada jenis ayam. Setelah usia tersebut, ayam dianggap sudah cukup mandiri untuk beradaptasi dengan suhu yang lebih rendah dan dapat dipindahkan ke kandang grower (jika sistem pemeliharaan terpisah). Proses pemindahan ini harus dilakukan secara perlahan untuk meminimalisir stres.
Kepadatan kandang adalah variabel yang sering terabaikan. Kelebihan populasi pada kandang alas akan menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan air, meningkatkan kelembapan akibat kotoran dan pernapasan, serta meningkatkan risiko kanibalisme atau saling mematuk. Prinsip umum menyarankan sekitar 10 ekor per meter persegi pada minggu pertama, yang kemudian ditingkatkan seiring bertambahnya usia ayam. Pengawasan rutin terhadap perilaku ayam—apakah mereka berkumpul di bawah pemanas atau menyebar merata—adalah indikator terbaik apakah kondisi alas dan suhu sudah sesuai.
Keberhasilan budidaya ayam secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh bagaimana peternak menangani fase ayam alas anakan. Investasi waktu dan perhatian pada kebersihan alas, manajemen suhu brooding, serta kualitas nutrisi awal akan menghasilkan populasi yang sehat, kuat, dan siap untuk mencapai potensi maksimalnya di fase pertumbuhan selanjutnya. Menguasai teknik kandang alas adalah langkah fundamental menuju profitabilitas dalam dunia peternakan unggas modern.