Ilustrasi sederhana proses pengeraman
Istilah "ayam angkrem" merujuk pada kondisi biologis ketika seekor induk ayam betina menunjukkan insting alami untuk mengerami telurnya hingga menetas. Ini adalah fase krusial dalam siklus reproduksi unggas, di mana ayam berhenti bertelur sementara waktu dan seluruh fokusnya beralih pada menjaga suhu dan kelembaban optimal bagi embrio yang sedang berkembang di dalam cangkang telur. Keberhasilan penetasan sangat bergantung pada kesungguhan induk ayam dalam mempertahankan posisi angkrem ini.
Bagi peternak, baik skala rumahan maupun komersial, memahami perilaku ayam angkrem sangat penting. Jika tujuannya adalah produksi telur konsumsi, ayam yang sudah menunjukkan tanda-tanda angkrem perlu ditangani agar segera kembali bertelur. Sebaliknya, bagi peternak yang ingin menetaskan bibit unggul atau mempertahankan galur ayam, memfasilitasi proses angkrem adalah prioritas utama.
Proses ayam menjadi angkrem tidak terjadi secara instan. Ada serangkaian perilaku dan fisik yang bisa diamati peternak sebagai indikasi bahwa ayam sudah memasuki fase ini. Mengidentifikasi tanda-tanda awal sangat membantu dalam pengambilan keputusan lebih lanjut.
Meskipun naluri mengerami sudah ada pada ayam, peran manusia dalam menyediakan lingkungan yang mendukung akan sangat menentukan tingkat keberhasilan penetasan. Ayam yang terganggu selama proses angkrem berpotensi meninggalkan sarangnya, yang dapat menyebabkan telur menjadi dingin dan gagal menetas.
Jika tujuan peternakan adalah memaksimalkan produksi telur konsumsi, maka perilaku angkrem harus segera diatasi. Proses menghentikan insting angkrem ini sering disebut "mematahkan" angkrem. Cara yang paling umum dan efektif adalah dengan memberikan kejutan fisik dan lingkungan.
Salah satu metode populer adalah dengan menempatkan ayam tersebut di kandang pengistirahatan (battery cage) yang terpisah dari kandang utama. Ayam ini harus diposisikan di mana ia tidak bisa bersarang. Pakan dan minum harus diberikan seperti biasa, namun ia harus dibiarkan berdiri tanpa alas yang nyaman selama 2 hingga 3 hari. Perubahan mendadak ini akan mengganggu hormon yang memicu perilaku angkrem. Dalam banyak kasus, setelah 3 hari "terapi kejut" ini, ayam akan menyerah dan kembali mencari makan serta, yang terpenting, kembali bertelur dalam waktu seminggu.