Ayam ras petelur coklat telah lama menjadi primadona di kalangan peternak skala industri maupun rumahan. Dikenal karena kemampuan produksinya yang sangat tinggi serta menghasilkan telur dengan cangkang berwarna coklat yang diminati pasar, ras ini menawarkan efisiensi ekonomi yang menjanjikan. Pemilihan bibit yang tepat dan manajemen pemeliharaan yang optimal adalah kunci sukses dalam beternak jenis unggas ini.
Ketika berbicara tentang ayam petelur coklat, ada beberapa galur (strain) utama yang mendominasi pasar global. Galur-galur ini dikembangkan melalui persilangan selektif untuk memaksimalkan daya tetas, konversi pakan, dan tentu saja, jumlah telur yang dihasilkan per periode laktasi.
Salah satu galur yang paling populer adalah turunan dari Rhode Island Red (RIR) yang disilangkan dengan galur lain untuk menghasilkan sifat unggul. Ayam-ayam ini umumnya memiliki postur yang relatif ramping, bulu berwarna coklat tua hingga kemerahan, dan cenderung lebih tahan banting terhadap beberapa kondisi lingkungan dibandingkan galur petelur putih (Leghorn).
Produksi telur coklat dipengaruhi oleh beberapa faktor krusial. Peternak harus memperhatikan standar nutrisi yang sangat spesifik untuk memastikan bobot telur ideal dan warna cangkang yang seragam.
Keberhasilan peternakan ayam ras petelur coklat sangat bergantung pada kualitas pakan. Pakan harus diformulasikan untuk memenuhi fase pertumbuhan dan fase bertelur secara berbeda. Pada fase starter (awal), fokus pada protein tinggi untuk perkembangan otot, sedangkan pada fase layer (bertelur), fokus bergeser ke kandungan energi dan kalsium yang lebih tinggi.
Manajemen lingkungan juga tidak kalah penting. Walaupun ayam petelur coklat dikenal lebih adaptif terhadap suhu dibandingkan sepupu putihnya, pengendalian stres panas (heat stress) tetap menjadi prioritas utama. Ventilasi yang baik, ketersediaan air minum bersih tanpa batas, serta kepadatan kandang yang sesuai (tidak terlalu padat) akan mengurangi tingkat kanibalisme dan penyakit.
Kandang tipe baterai sering digunakan untuk efisiensi lahan dan memudahkan pengumpulan telur, namun sistem kandang postal (litter floor) juga masih populer di peternakan skala kecil karena memberikan ruang gerak yang lebih baik bagi ayam.
Salah satu perbedaan utama antara petelur coklat dan petelur putih adalah pigmen yang menghasilkan warna cangkang. Pigmen ini disebut protoporfirin. Warna coklat terbentuk ketika pigmen ini diletakkan pada tahap akhir proses pembentukan cangkang.
Gangguan pada proses ini, seringkali akibat penyakit tertentu (seperti Newcastle Disease atau Infectious Bronchitis) atau defisiensi vitamin tertentu, dapat menghasilkan telur berwarna pucat, bercak, atau bahkan tanpa warna sama sekali. Oleh karena itu, program vaksinasi yang ketat dan pengawasan kesehatan rutin adalah langkah preventif yang wajib dilakukan oleh peternak ayam ras petelur coklat.
Secara umum, telur coklat memiliki harga jual yang sedikit lebih premium di beberapa pasar lokal dibandingkan telur putih. Konsumen sering mengasosiasikan telur coklat dengan produk yang lebih "alami" atau berasal dari ayam kampung atau ayam kampung super, meskipun secara teknis ayam ras petelur coklat adalah hasil seleksi ilmiah yang ketat.
Permintaan yang stabil, ditambah dengan produktivitas tinggi dari ayam ras ini, menjadikan investasi di bidang peternakan ayam ras petelur coklat sebagai pilihan bisnis yang solid dan berkelanjutan dalam industri peternakan unggas modern.