Sholat lima waktu merupakan tiang utama dalam agama Islam, sebuah kewajiban fundamental yang membedakan seorang Muslim dari yang lainnya. Keterikatan jiwa seorang hamba dengan Tuhannya terjalin erat melalui rangkaian gerakan dan bacaan yang dilaksanakan lima kali sehari. Meninggalkannya, baik dengan sengaja maupun karena kelalaian yang berlarut-larut, adalah pelanggaran serius yang membawa konsekuensi besar, baik di dunia maupun di akhirat. Memahami konsekuensi ini seharusnya menjadi cambuk pengingat agar kita tidak pernah meremehkan ibadah yang paling mendasar ini.
Banyak dalil, baik dari Al-Qur'an maupun Hadis, yang memberikan peringatan keras mengenai bahaya meninggalkan sholat. Allah SWT berfirman, "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan keinginannya, maka mereka kelak akan 'Sayyaqutsa' (neraka)." Kalimat ini menyoroti bahwa menyia-nyiakan sholat adalah bentuk mengikuti hawa nafsu duniawi yang pada akhirnya akan menjerumuskan pelakunya ke dalam kerugian besar.
Konsekuensi di Dunia
Bagi mereka yang secara rutin meninggalkan sholat, konsekuensi tidak hanya menunggu di hari pembalasan. Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahwa hukuman pertama yang dirasakan di dunia adalah hilangnya keberkahan dalam hidupnya. Sholat adalah penarik rahmat dan ketenangan. Ketika seseorang meninggalkannya, pintu-pintu rezeki yang bersih dan hati yang lapang menjadi sulit ditemukan. Ia mungkin sukses secara materi, namun jiwanya akan terasa kosong, selalu gelisah, dan hidupnya terasa berat.
Selain itu, mereka yang meninggalkan sholat akan merasakan kesulitan dalam menghadapi ujian kehidupan. Ibarat pondasi rumah yang rapuh, ketika badai (musibah) datang, mereka tidak memiliki penyangga spiritual yang kuat. Mereka kehilangan pelindung langsung dari Allah SWT, sehingga cobaan terasa lebih berat dan sulit untuk dihadapi dengan kesabaran.
Kengerian di Hari Kiamat
Azab terberat tentu menanti di akhirat. Dalam riwayat yang sering dikutip, ketika penghuni neraka ditanya mengapa mereka sampai di tempat siksa tersebut, salah satu jawaban yang mereka berikan adalah, "Kami dahulu termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak memberi makan orang miskin, dan kami biasa membicarakan hal yang batil, dan kami mendustakan hari Pembalasan, sampai datang kepada kami kematian." (QS. Al-Muddatsir: 43-47). Ini menunjukkan bahwa meninggalkan sholat disandingkan dengan dosa-dosa besar lainnya sebagai faktor utama penetapan hukuman neraka.
Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis dari Buraidah bin Al-Husaib RA, bahwa Nabi Muhammad ﷺ bersabda, "Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka ia telah kafir." Meskipun penafsiran mengenai status kekafiran mutlak masih memerlukan detail ulama, ancaman keras ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan sholat. Meninggalkan sholat secara sengaja tanpa uzur syar'i, sama saja dengan memutuskan tali perjanjian fundamental dengan Sang Pencipta.
Penyesalan yang Sia-sia
Bayangkan momen ketika ruh seseorang dicabut. Dalam kondisi yang sangat rentan dan membutuhkan pertolongan ilahi, seorang yang semasa hidupnya mengabaikan panggilan sholat akan merasakan penyesalan yang tak terhingga. Di hadapan sakaratul maut, mereka mungkin baru menyadari betapa berharganya setiap waktu yang telah terlewatkan untuk bersujud. Namun, penyesalan pada saat itu seringkali sudah terlambat.
Di padang Mahsyar kelak, di mana setiap detik dihitung, orang yang meninggalkan sholat akan menghadapi kesulitan luar biasa saat penghisaban dimulai. Tidak ada amalan lain yang akan menjadi prioritas perhitungan utama selain sholat. Jika sholatnya baik, amalan lain akan menyusul. Jika rusak, maka seluruh amalannya terancam hangus. Mereka akan melihat orang-orang yang dulu dianggap remeh karena konsisten sholat kini meraih kedudukan mulia.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan peringatan ini sebagai motivasi untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas ibadah sholat kita. Sholat adalah nafas spiritual kita. Meninggalkannya berarti menunda keberkahan dan mendekatkan diri pada kerugian abadi. Jaga sholat, niscaya Allah akan menjaga urusan kita.