Sholat (Salat) adalah tiang agama Islam. Ini adalah ibadah fundamental yang membedakan seorang Muslim dari yang lain, sebuah janji suci yang diikrarkan antara hamba dan Tuhannya. Namun, dalam hiruk pikuk kehidupan duniawi, banyak dari kita yang lalai, bahkan meninggalkan kewajiban mulia ini. Islam memberikan peringatan keras mengenai konsekuensi meninggalkan sholat, dan konsekuensi tersebut mencakup **azab orang yang tidak sholat**, baik di dunia maupun di akhirat.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa sholat adalah pembeda utama. Jika sholat seseorang baik, maka seluruh amalnya akan baik pula. Sebaliknya, jika sholatnya rusak, maka seluruh amalnya akan rusak. Al-Qur'an secara tegas menekankan pentingnya menjaga sholat tepat waktu. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa: 103)
Mengabaikan sholat bukan sekadar kelalaian kecil; itu adalah pelanggaran serius terhadap perjanjian dasar keimanan kita. Peringatan mengenai **azab orang yang tidak sholat** ini bukan sekadar ancaman kosong, melainkan konsekuensi logis dari pengingkaran terhadap perintah Sang Pencipta.
Sebelum memasuki azab akhirat, orang yang meninggalkan sholat sering kali merasakan dampak negatifnya di kehidupan duniawi. Hidup terasa tanpa arah, penuh kegelisahan, dan hati yang keras. Ketika seseorang secara rutin meninggalkan sholat, ia kehilangan sumber ketenangan dan pertolongan spiritualnya. Dalam hadis disebutkan bahwa kehidupan orang yang meninggalkan sholat akan terasa sempit, meskipun ia mungkin terlihat makmur secara materi.
Di dunia, mereka kehilangan keberkahan (barakah) dalam rezeki, waktu, dan usahanya. Ini adalah bentuk azab awal yang dirasakan oleh jiwa yang terputus dari sumber kehidupan sejati.
Ancaman terbesar terkait **azab orang yang tidak sholat** terletak pada kehidupan setelah kematian. Banyak dalil dan riwayat yang menggambarkan kengerian yang menanti mereka yang sengaja menunda atau meninggalkan kewajiban ini.
Para ulama menafsirkan bahwa orang yang meninggalkan sholat karena kemalasan atau kesombongan akan mengalami siksaan berat. Salah satu interpretasi yang sering dikutip adalah mengenai siksa kubur. Meskipun terdapat perbedaan pandangan mengenai status kekafiran mutlak bagi yang meninggalkan sholat (tergantung niatnya), semua sepakat bahwa dosanya sangat besar dan ia akan menghadapi perhitungan yang sangat sulit.
Pada Hari Kiamat, mereka akan dimintai pertanggungjawaban pertama kali. Jika amal sholatnya tidak memadai, maka amalan baik lainnya pun akan terancam hangus. Dikatakan bahwa wajah mereka akan gelap dan mereka akan dihina di hadapan seluruh makhluk saat proses perhitungan amal berlangsung.
Melihat betapa seriusnya ancaman **azab orang yang tidak sholat**, umat Islam diwajibkan untuk saling mengingatkan. Tindakan yang paling utama adalah nasihat yang lembut namun tegas, mengingatkan mereka akan janji suci mereka kepada Allah SWT. Kita harus memohon kepada Allah agar hati kita dan hati saudara-saudara kita dijauhkan dari kelalaian.
Sholat adalah nafas spiritual kita. Meninggalkannya berarti mematikan sumber cahaya iman kita secara bertahap. Peringatan keras ini seharusnya mendorong setiap Muslim untuk kembali memperbaiki hubungan vertikalnya, menjadikan sholat sebagai prioritas utama, sebelum terlambat dan harus menghadapi konsekuensi berat yang dijanjikan.
Marilah kita introspeksi diri. Apakah kita benar-benar telah menunaikan hak Allah atas diri kita? Menjaga sholat adalah kunci keselamatan dan ketenangan, baik di dunia yang fana ini maupun di akhirat yang kekal.