Visualisasi Bumbu Star Anise
Di antara rak-rak rempah di seluruh dunia, terdapat satu bintang yang bersinar paling terang dalam hal aroma dan profil rasa: bumbu star anise. Dikenal juga sebagai bunga lawang dalam bahasa Indonesia, rempah ini bukan sekadar hiasan dapur, melainkan pilar penting dalam kuliner Asia, terutama Tiongkok dan Vietnam. Bentuknya yang unik, menyerupai bintang laut kecil berwarna cokelat kemerahan gelap, menyimpan rahasia rasa manis yang kompleks dan sedikit pedas yang mampu mengubah hidangan biasa menjadi mahakarya gastronomi.
Meskipun namanya mengandung kata "anise" (adas), bumbu star anise sebenarnya berasal dari buah pohon Illicium verum, yang merupakan anggota keluarga magnolia, bukan dari tanaman adas sejati (Pimpinella anisum). Bunga lawang dipanen ketika buahnya masih hijau dan dikeringkan di bawah sinar matahari hingga berubah menjadi bentuk bintang yang keras dan harum. Setiap kelopak bintang biasanya berisi satu biji kecil.
Kekuatan utama rempah ini terletak pada kandungan minyak esensialnya, terutama anethole. Senyawa kimia inilah yang memberikan aroma khas, yang sangat mirip dengan adas manis (sweet fennel) dan licorice (akar manis). Namun, profil bumbu star anise lebih dalam, lebih musky, dan kurang tajam dibandingkan adas murni. Inilah yang menjadikannya sangat serbaguna dan tak tergantikan dalam banyak resep otentik.
Sulit membayangkan masakan tertentu tanpa kehadiran bumbu star anise. Di Tiongkok, rempah ini adalah salah satu komponen inti dari "Lima Bumbu Bubuk" (Five Spice Powder), yang menjadi fondasi banyak masakan Kanton dan Sichuan. Penggunaannya sangat menonjol dalam masakan braising (merebus perlahan), seperti daging sapi atau bebek yang dimasak dalam kecap asin dan rempah-rempah selama berjam-jam. Aroma bunga lawang menembus serat daging, memberikan rasa manis alami dan menyeimbangkan kekayaan lemak.
Di Vietnam, kehadirannya mutlak dalam kaldu Pho yang ikonik. Satu atau dua buah bumbu star anise yang direbus bersama tulang sapi, kayu manis, dan cengkeh adalah kunci untuk menciptakan aroma kaldu yang mendalam dan menghangatkan, yang dicintai di seluruh dunia. Tanpa aroma khas ini, Pho tidak akan memiliki jiwa yang autentik.
Di luar masakan utama, bumbu star anise juga sering digunakan dalam pembuatan minuman beralkohol tradisional, seperti absinthe, serta dalam pengawetan buah-buahan. Manfaatnya tidak berhenti di dapur. Secara tradisional, rempah ini telah lama dihargai dalam pengobatan herbal. Karena kandungan anethole yang tinggi, rempah ini sering dikaitkan dengan sifat antibakteri dan antijamur. Selain itu, minyak esensialnya dipercaya membantu pencernaan dan meredakan kembung.
Namun, perlu dicatat bahwa bumbu star anise yang digunakan dalam masakan adalah spesies Illicium verum. Terdapat spesies lain yang mirip, yaitu Japanese star anise (Illicium anisatum), yang beracun dan tidak boleh dikonsumsi. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memastikan bahwa Anda membeli bunga lawang dari sumber terpercaya yang menjamin keaslian dan keamanannya untuk konsumsi manusia.
Untuk mendapatkan kualitas aroma terbaik dari bumbu star anise, selalu pilih buah yang utuh, memiliki warna cokelat kemerahan yang merata, dan terasa keras saat disentuh. Hindari rempah yang terlihat pucat atau mudah hancur. Jika Anda membelinya utuh, simpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk, gelap, dan kering. Dengan cara ini, aroma kuatnya dapat bertahan hingga beberapa tahun. Jika Anda membutuhkan intensitas rasa yang lebih halus, Anda bisa menumisnya sebentar sebelum menambahkannya ke dalam rebusan, atau cukup menambahkannya langsung ke dalam cairan masakan Anda dan membiarkannya terendam hingga proses memasak selesai, baru kemudian diangkat.