Ilustrasi: Representasi visual dari kicauan burung.
Anis Merah (Zoothera citrinella) adalah salah satu burung kicau yang populer di kalangan penghobi. Biasanya, fokus utama dalam pemeliharaan adalah kemampuan gacor atau kemerduan suara burung jantan. Namun, seringkali muncul pertanyaan mengenai bunyi anis merah betina. Secara umum, volume dan kompleksitas suara anis merah betina jauh berbeda dibandingkan pejantan yang sedang dalam kondisi birahi atau siap kawin.
Perbedaan mendasar terletak pada fungsi suara. Burung jantan menggunakan variasi kicauan yang kompleks dan keras (master song) untuk menarik pasangan dan mempertahankan wilayah. Sementara itu, fungsi suara anis merah betina lebih bersifat komunikatif, menandakan kebutuhan, kenyamanan, atau respons terhadap kehadiran jantan.
Meskipun tidak seikonik suara jantan, kicauan anis merah betina memiliki ciri khas yang penting untuk dipahami, terutama bagi peternak yang memantau proses reproduksi. Bunyi yang dihasilkan biasanya lebih pendek, kurang bervariasi, dan cenderung memiliki frekuensi yang lebih monoton.
Ini adalah jenis bunyi yang paling sering dikeluarkan oleh anis merah betina, terutama ketika berada terpisah dari pasangannya atau ketika sedang mencari makan di area yang luas. Panggilan kontak ini terdengar seperti "cicit" atau "tik-tik" lembut yang bertujuan menjaga koneksi dengan burung lain di dekatnya. Bunyi ini sangat penting untuk menjaga kohesi dalam kelompok kecil atau saat proses penjodohan.
Ketika anis merah jantan berkicau dengan lantang, betina seringkali merespons dengan nada pendek. Respons ini bisa berupa nada lembut yang menandakan penerimaan atau sedikit nada ‘protes’ jika merasa terganggu atau jika jantan terlalu agresif dalam berkicau. Memahami respons ini membantu peternak menentukan tingkat kenyamanan dan kesiapan betina untuk dipasangkan.
Saat mendekati masa kawin atau ketika sedang aktif membangun sarang, anis merah betina akan mengeluarkan serangkaian suara yang lebih pelan dan ritmis. Bunyi ini seringkali menyertai gerakan tubuh seperti mendekat ke jantan atau menunjukkan area sarang yang dipilih. Bunyi anis merah betina pada fase ini biasanya lebih fokus pada intonasi daripada variasi nada.
Bagi penggemar atau penangkar, mengenali suara betina sangat krusial. Pertama, suara yang berbeda dapat mengindikasikan kondisi fisik atau psikologis burung. Misalnya, suara yang lebih sering dan agak cemas mungkin menandakan adanya stres lingkungan atau ketidakcocokan dengan pasangan.
Kedua, dalam konteks penangkaran, betina yang aktif mengeluarkan bunyi tertentu bisa menjadi indikasi bahwa ia sedang dalam fase siap bertelur atau sedang mencari tempat yang ideal untuk bersarang. Meskipun mereka tidak memiliki lagu (song) yang panjang seperti pejantan, "percakapan" mereka adalah kunci sukses dalam budidaya.
Sementara anis merah jantan menampilkan "show" vokal yang bertujuan memikat, menampilkan performa terbaiknya dengan irama cepat, nada tinggi, dan variasi isian yang kaya, anis merah betina cenderung lebih pragmatis dalam bersuara. Kicauan jantan bisa berlangsung lama, sedangkan kicauan betina jarang melebihi durasi beberapa detik dalam satu sesi. Jika Anda mendengar rangkaian nada yang panjang dan merdu dari Anis Merah Anda, hampir pasti itu adalah suara jantan.
Singkatnya, bunyi anis merah betina adalah alat komunikasi sosial dan reproduksi, bukan alat untuk memamerkan kehebatan vokal. Mengenali variasi kecil dalam vokalisasi mereka akan meningkatkan pemahaman Anda terhadap kebutuhan harian dan siklus hidup burung peliharaan Anda, memastikan lingkungan yang optimal bagi mereka untuk berkembang biak.