Cara Membuat Ayam Petelur Afkir Bertelur Kembali

Mengoptimalkan Potensi Ayam Petelur Tua untuk Produktivitas Maksimal

Ilustrasi Ayam Petelur dengan Telur Revitalisasi!

Ayam petelur yang sudah mencapai usia afkir (biasanya di atas 70-80 minggu) cenderung mengalami penurunan produksi telur yang signifikan. Namun, jangan terburu-buru menjualnya. Dengan penanganan, nutrisi, dan manajemen yang tepat, banyak peternak berhasil mengembalikan atau setidaknya meningkatkan kembali tingkat produksi ayam-ayam tersebut. Proses ini memerlukan kesabaran dan pemahaman mendalam terhadap fisiologi ayam tua.

Mengapa Ayam Petelur Berhenti Bertelur?

Penurunan produksi seringkali disebabkan oleh beberapa faktor utama:

  1. Penuaan Organ Reproduksi: Ovarium dan oviduk mulai mengalami degenerasi seiring bertambahnya usia.
  2. Keseimbangan Nutrisi: Kebutuhan nutrisi ayam tua berbeda dengan ayam muda. Kalsium dan protein seringkali kurang terpenuhi.
  3. Stres Lingkungan: Perubahan suhu, ventilasi yang buruk, atau kepadatan kandang yang tinggi memicu stres, yang sangat menghambat produksi telur.
  4. Kondisi Fisik: Ayam yang terlalu kurus atau terlalu gemuk tidak akan berproduksi optimal.

Langkah 1: Evaluasi dan Perbaikan Lingkungan Kandang

Lingkungan yang nyaman adalah prasyarat pertama. Ayam afkir lebih sensitif terhadap kondisi ekstrem.

Langkah 2: Modifikasi Formula Pakan (Nutrisi Revitalisasi)

Ini adalah kunci utama. Pakan ayam afkir harus difokuskan pada pemulihan kondisi fisik dan penyediaan blok bangunan untuk pembentukan telur.

Fokus Utama Pakan: Tingkatkan kadar protein dan pastikan ketersediaan vitamin D dan K sangat memadai.

Komponen Pakan Krusial:

  1. Protein Lebih Tinggi: Meskipun ayam afkir tidak seproduktif dulu, mereka tetap membutuhkan protein untuk pemeliharaan jaringan dan produksi. Tingkatkan protein kasar menjadi 16% hingga 18%.
  2. Kalsium (Ca) dan Fosfor (P): Rasio Ca:P sangat vital. Untuk ayam afkir yang masih berproduksi, kalsium harus tinggi (sekitar 3.5% - 4.5%), namun berikan dalam bentuk grit (cangkang tiram/batu kapur kasar) secara terpisah (ad libitum) agar mereka bisa mengatur sendiri kebutuhannya.
  3. Suplemen Herbal dan Vitamin: Berikan multivitamin yang mengandung Vitamin A, E, dan B kompleks. Beberapa peternak sukses menggunakan ekstrak herbal seperti kunyit atau bawang putih yang dikenal sebagai penguat daya tahan tubuh alami.
  4. Probiotik: Pemberian probiotik membantu memperbaiki flora usus, sehingga penyerapan nutrisi dari pakan menjadi lebih maksimal.

Langkah 3: Manajemen Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Ayam yang sedang dalam masa pemulihan cenderung lebih rentan terhadap penyakit. Program vaksinasi dan obat cacing harus tetap berjalan sesuai jadwal, namun disesuaikan dosisnya jika diperlukan.

Perhatikan tanda-tanda penyakit pernapasan atau koksidiosis. Kesehatan pencernaan yang buruk akan secara langsung mematikan produksi telur.

Langkah 4: Manajemen Pakan Bertahap (Transisi)

Jangan langsung mengganti pakan lama ke pakan baru secara drastis. Lakukan transisi secara bertahap selama 5 hingga 7 hari untuk menghindari gangguan pencernaan yang dapat menyebabkan moulting mendadak atau stres.

Pemberian pakan sebaiknya dalam jumlah yang terukur, tidak berlebihan, namun memastikan mereka selalu mendapatkan porsi yang cukup pada waktu yang terjadwal.

Kesabaran Kunci Sukses: Mengembalikan produktivitas ayam afkir membutuhkan waktu minimal 3 hingga 6 minggu sejak perubahan manajemen diterapkan. Jangan menyerah jika hasilnya belum terlihat dalam minggu pertama.

Kesimpulan

Mengubah ayam petelur afkir menjadi produktif kembali adalah tantangan yang membutuhkan pendekatan holistik. Fokus pada peningkatan kualitas nutrisi (terutama protein dan mineral), perbaikan drastis kondisi lingkungan kandang, dan menjaga kesehatan prima adalah pilar utamanya. Dengan ketelatenan, banyak peternak telah berhasil memperpanjang masa produktif aset ternak mereka, menjadikan ayam afkir tersebut kembali memberikan keuntungan yang signifikan sebelum akhirnya benar-benar dipensiunkan.

🏠 Homepage