Ilustrasi ayam petelur yang produktif
Mendapatkan produksi telur yang maksimal dan konsisten setiap hari dari kawanan ayam petelur adalah dambaan setiap peternak. Kunci utama untuk mencapai target ini terletak pada manajemen pemeliharaan yang cermat, mulai dari nutrisi, lingkungan, hingga kesehatan. Memahami fisiologi ayam petelur sangat krusial dalam menerapkan cara membuat ayam petelur bertelur setiap hari.
Nutrisi adalah faktor paling menentukan. Ayam petelur membutuhkan keseimbangan nutrisi yang sangat spesifik untuk menghasilkan cangkang telur yang kuat dan kuning telur yang berkualitas.
Siklus cahaya adalah pemicu hormonal utama bagi ayam untuk mulai bertelur. Ayam petelur memerlukan stimulasi cahaya yang tepat untuk menjaga produksi tetap tinggi sepanjang tahun.
Untuk memaksimalkan produksi harian, banyak peternak profesional menerapkan program pencahayaan 16 hingga 17 jam terang per hari. Pastikan intensitas cahaya cukup terang di area kandang, namun hindari paparan sinar matahari langsung yang berlebihan yang dapat menyebabkan stres panas.
Stres lingkungan adalah pembunuh produksi telur. Ayam yang stres akan mengalihkan energi dari produksi telur menjadi energi untuk bertahan hidup.
Ayam yang sakit tidak akan mampu berproduksi secara maksimal. Pencegahan adalah kunci utama dalam cara membuat ayam petelur bertelur setiap hari.
Lakukan program vaksinasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan. Selain itu, perhatikan kebersihan air minum dan tempat pakan secara rutin. Kontaminasi bakteri dalam air minum sering menjadi penyebab utama penurunan performa bertelur mendadak.
Memilih galur ayam petelur yang tepat sangat penting. Ayam seperti Lohmann Brown atau Hy-Line Brown dirancang genetiknya untuk mencapai puncak produksi pada usia relatif muda, biasanya dimulai usia 18 hingga 20 minggu. Jangan berharap produksi maksimal dari ayam yang sudah melewati puncak siklus produktifnya (biasanya setelah 72 minggu).
Untuk memastikan keberhasilan dalam menerapkan cara membuat ayam petelur bertelur setiap hari, Anda harus rajin memonitor. Catat setiap hari jumlah telur yang dikumpulkan, persentase telur pecah, dan konsumsi pakan. Jika terjadi penurunan drastis, segera identifikasi masalahnya—apakah itu disebabkan oleh perubahan cuaca mendadak, kualitas pakan baru, atau adanya gejala penyakit. Konsistensi dalam manajemen harian adalah kunci untuk menjaga produksi tetap berada di angka 90% atau lebih.