Anis kembang, atau sering juga disebut anis merah, adalah salah satu burung kicau favorit para penggemar karena suara merdu dan kemampuannya bervariasi dalam berkicau. Namun, salah satu masalah umum yang sering dihadapi peternak atau pemelihara adalah ketika burung kesayangan menunjukkan tanda-tanda kurang birahi. Kondisi ini tentu sangat menghambat proses pemasteran atau penangkaran.
Birahi yang stabil adalah kunci agar Anis Kembang mau berkicau dengan volume penuh dan siap untuk kawin. Ketika birahi menurun, burung cenderung menjadi malas berkicau, sering diam, atau bahkan menunjukkan perilaku agresif yang tidak biasa. Mengatasi hal ini memerlukan pendekatan yang sistematis, mulai dari evaluasi pakan hingga lingkungan perawatan.
Penyebab Utama Anis Kembang Kehilangan Birahi
Sebelum mencari solusi, penting untuk mengidentifikasi akar permasalahannya. Kurangnya birahi pada Anis Kembang seringkali disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Pola Pakan yang Tidak Tepat: Kekurangan nutrisi penting, terutama protein, lemak sehat, dan vitamin yang dibutuhkan untuk produksi hormon.
- Kondisi Lingkungan Burung: Stres akibat suara bising, predator (kucing, tikus), atau perubahan suhu ekstrem dapat menekan sistem reproduksi burung.
- Kurangnya Jemur Matahari: Sinar matahari pagi sangat vital untuk produksi Vitamin D, yang memengaruhi metabolisme dan produksi hormon.
- Terlalu Stres atau Terlalu Jinak: Burung yang terlalu sering dipegang atau sebaliknya, terlalu terisolasi, bisa mengalami hambatan birahi.
Langkah Efektif Mengatasi Anis Kembang Kurang Birahi
1. Optimalisasi Pemberian Pakan Tambahan (Extra Fooding)
Pakan utama (voer) harus berkualitas tinggi, namun tambahan nutrisi sangat diperlukan untuk memicu birahi. Fokuskan pada protein hewani berkualitas:
- Jangkrik: Berikan jangkrik dalam jumlah yang cukup (misalnya 5-10 ekor per hari) pada pagi hari. Jangkrik yang baik adalah yang sudah diberi pakan bergizi (diberi pur/voer berkualitas) minimal 12 jam sebelum diberikan.
- Cacing Tanah: Cacing adalah sumber protein dan zat besi yang sangat baik untuk mendongkrak stamina dan birahi. Berikan 2-3 ekor cacing ukuran sedang 2-3 kali seminggu.
- Ulat Hong Kong (UHT): Berikan sedikit saja (maksimal 3 ekor per hari) karena UHT cenderung membuat burung terlalu panas atau gemuk jika berlebihan.
- Buah dan Sayur: Berikan variasi seperti pepaya, pisang kepok matang, atau sawi secara rutin untuk menjaga stamina dan hidrasi.
2. Perlakuan Penjemuran Intensif
Sinar matahari pagi adalah stimulan birahi alami terbaik. Jemur Anis Kembang minimal 1-2 jam setiap pagi, idealnya antara pukul 07.00 hingga 09.00 WIB, saat sinar matahari belum terlalu terik.
Jika cuaca mendung berkepanjangan, Anda bisa mensimulasikan efeknya dengan menggunakan lampu pemanas khusus burung (UVB lamp) selama beberapa jam sehari, meskipun ini tidak 100% menggantikan matahari alami.
3. Pengaturan Mandi dan Kebersihan
Mandi membantu menjaga kondisi fisik dan mental burung tetap segar, yang secara tidak langsung memengaruhi hormon. Frekuensi mandi harus disesuaikan dengan suhu lingkungan.
Jika cuaca panas, mandikan burung setiap hari atau dua hari sekali. Jika cuaca dingin, kurangi frekuensinya. Setelah mandi, biarkan burung mengeringkan bulu alaminya di tempat yang teduh sebelum terpapar sinar matahari langsung.
4. Pendekatan Pemasteran dan Penggacoran
Burung yang kurang birahi seringkali malas berkicau. Untuk memancingnya, lakukan terapi suara:
- Krodong Penuh: Tempatkan burung di ruangan tenang dan krodong sangkarnya sepenuhnya. Putar suara Anis Kembang jantan lain yang sedang gacor (masteran) dengan volume sedang. Biarkan selama 1-2 jam di pagi dan sore hari.
- Dekatkan dengan Betina (Jika Ada): Jika Anda memiliki Anis Kembang betina yang siap kawin, dekatkan sangkar jantan dan betina tanpa kontak langsung (diberi sekat) selama beberapa menit setiap hari. Kontak visual seringkali menjadi pemicu birahi terkuat.
5. Perawatan Stres dan Lingkungan
Pastikan area penangkaran atau penempatan sangkar tenang dan jauh dari gangguan. Anis Kembang sangat sensitif terhadap perubahan mendadak. Jaga kebersihan sangkar setiap hari untuk mencegah parasit atau bakteri yang bisa menurunkan vitalitas burung.
Jika semua upaya di atas sudah dilakukan secara konsisten selama 1-2 minggu namun belum menunjukkan hasil, pertimbangkan untuk melakukan "reset" total dengan memindahkannya ke lingkungan yang benar-benar baru atau mengurangi EF secara bertahap selama beberapa hari sebelum kembali ke pola EF pemicu birahi.