Anis kembang (Zoothera andrasheana), atau sering disebut juga punglor kembang, adalah salah satu burung kicau favorit di Indonesia karena suara merdunya yang khas dan variatif. Untuk para penghobi, terutama yang berencana untuk membiakkan atau hanya sekadar memelihara berdasarkan kualitas suara, membedakan jenis kelamin anis kembang jantan dan betina menjadi hal yang krusial. Sayangnya, secara fisik, kedua jenis kelamin ini memiliki kemiripan yang cukup tinggi. Namun, dengan pengamatan yang cermat terhadap beberapa detail spesifik, perbedaan tersebut bisa ditemukan.
Anis kembang jantan biasanya menjadi target utama karena kualitas suaranya yang lebih lantang, bervariasi, dan sering berkicau. Ada beberapa indikator yang dapat diamati untuk memastikan jenis kelaminnya jantan.
Postur Tubuh: Jantan cenderung memiliki postur tubuh yang lebih tegap, terlihat lebih gagah, dan memiliki leher yang sedikit lebih jenjang dibandingkan betina.
Warna Bulu: Meskipun tidak selalu mutlak, jantan seringkali memiliki warna bulu yang sedikit lebih cerah atau kontras. Area mahkota atau punggungnya mungkin tampak lebih solid warnanya.
Perilaku Kicauan: Ini adalah ciri yang paling jelas. Jantan akan lebih sering bersuara, terutama saat masa birahi atau ketika sedang dijemur. Kicauannya juga cenderung lebih kompleks dan bervariasi nadanya (volume dan durasi).
Pergerakan Saat Berkicau: Ketika anis kembang jantan berkicau, seringkali ia akan meregangkan lehernya ke atas dan membusungkan dadanya secara signifikan.
Celah Panggul (Cloaca): Jika dilihat secara langsung (biasanya perlu penangkapan yang hati-hati), celah panggul jantan cenderung lebih rapat dan menyempit.
Ciri Utama Anis Kembang Betina
Anis kembang betina memiliki fungsi utama dalam perkembangbiakan. Meskipun mereka juga bisa berkicau, kicauannya umumnya lebih pendek, tidak sekeras jantan, dan lebih sering berupa suara 'cewetan' atau panggilan sederhana.
Postur Tubuh: Betina umumnya terlihat sedikit lebih kecil, posturnya cenderung lebih membulat atau "pendek" jika dibandingkan dengan jantan dengan usia yang sama.
Warna Bulu: Warna bulu betina cenderung lebih kusam atau kalem. Kontras warna antara bagian atas dan bawah tubuh tidak setajam pada jantan.
Perilaku Berkicau: Betina jarang sekali mengeluarkan variasi kicauan yang panjang dan rapat. Mereka lebih sering diam atau mengeluarkan suara panggil sederhana, terutama ketika sedang mengerami telur atau mengasuh anakan.
Perilaku Umum: Secara umum, anis kembang betina cenderung lebih tenang dan kurang agresif dalam berinteraksi dibandingkan jantan yang lebih aktif mencari perhatian.
Celah Panggul (Cloaca): Celah panggul betina cenderung lebih lebar dan lebih terbuka, menandakan kesiapannya untuk bertelur.
Perbandingan Detail dalam Tabel
Untuk memudahkan identifikasi, berikut adalah rangkuman ciri-ciri pembeda antara anis kembang jantan dan betina:
Aspek
Anis Kembang Jantan
Anis Kembang Betina
Aktivitas Kicau
Sangat aktif, kicauan bervariasi, keras, dan panjang.
Jarang berkicau keras, lebih sering cicitan pendek.
Postur
Tegap, leher terlihat lebih panjang dan 'berwibawa'.
Lebih membulat, postur cenderung lebih pendek.
Warna Bulu
Cenderung lebih cerah dan kontras.
Cenderung lebih kalem atau kusam.
Perilaku Fisik
Lebih agresif saat melihat burung lain, sering 'memamerkan' diri.
Lebih tenang, fokus pada makanan atau lingkungan sekitar.
Celah Panggul
Rapat dan menyempit.
Lebih terbuka dan lebar.
Tantangan dalam Membedakan (Mengatasi Ambigu)
Perlu diingat bahwa membedakan jenis kelamin anis kembang bukanlah ilmu pasti hanya dari pengamatan visual, terutama pada burung muda (anakan). Burung jantan muda mungkin belum menunjukkan ciri vokal penuhnya, dan burung betina yang sedang dalam kondisi sangat prima kadang terlihat cukup cerah. Oleh karena itu, cara paling akurat dalam penentuan jenis kelamin adalah melalui:
Pengamatan Suara Jangka Panjang: Jika burung rutin berkicau dengan variasi lagu yang kompleks, hampir dipastikan itu adalah jantan.
Uji Temperamen: Pisahkan burung dari pasangan atau burung lain. Jantan akan merespons dengan kicauan lantang dan aktif, sementara betina umumnya akan diam atau hanya merespons dengan nada rendah.
Pemeriksaan Fisik Profesional: Bagi peternak berpengalaman atau dokter hewan unggas, pemeriksaan kondisi fisik (terutama area kloaka) saat burung dalam kondisi dewasa memberikan indikasi yang kuat.
Memahami ciri-ciri ini akan sangat membantu penghobi dalam merawat dan mengembangbiakkan anis kembang, memastikan Anda mendapatkan burung dengan potensi kicauan terbaik.