Ayam aduan bukanlah sekadar unggas biasa; ia adalah atlet yang membutuhkan persiapan fisik dan mental prima. Salah satu pilar utama dalam menciptakan ayam petarung yang tangguh, lincah, dan memiliki stamina baja adalah melalui program fooding ayam aduan yang terstruktur dan tepat sasaran. Makanan adalah bahan bakar utama. Tanpa asupan gizi yang seimbang, latihan keras yang dilakukan akan sia-sia, dan performa di arena akan jauh di bawah potensi sesungguhnya. Manajemen pakan yang baik harus dimulai sejak masa anakan (starter), masa pembentukan (grower), hingga fase pematangan (maintenance dan conditioning).
Fokus utama dalam fooding adalah memastikan ayam mendapatkan rasio protein, karbohidrat, lemak, serta vitamin dan mineral yang sesuai dengan tahapan usianya. Protein sangat krusial untuk pembentukan otot yang kuat—otot yang padat adalah kunci pukulan keras dan daya tahan saat bertarung. Sementara itu, karbohidrat kompleks berperan sebagai sumber energi jangka panjang agar ayam tidak mudah kelelahan di babak-babak akhir pertarungan.
Dalam menyusun menu harian, para penghobi dan pelatih profesional sering membagi kebutuhan nutrisi menjadi beberapa kategori utama yang harus dipenuhi:
Protein adalah pembangun massa otot. Pada fase pembentukan, kebutuhan protein bisa mencapai 20-24%. Sumber protein yang baik meliputi:
Energi yang stabil sangat penting. Jagung menjadi primadona, namun harus diimbangi dengan biji-bijian lain:
Tanpa vitamin dan mineral yang cukup, ayam akan rentan terhadap penyakit dan pemulihan pasca-latihan akan terhambat. Kalsium, Fosfor, Vitamin A, D, E, dan B kompleks mutlak diperlukan. Ini sering dipenuhi melalui suplemen khusus atau tambahan seperti:
Saat ayam memasuki masa conditioning atau persiapan tanding (biasanya 7-14 hari sebelum pertarungan), pola fooding ayam aduan harus berubah drastis. Tujuannya adalah memaksimalkan daya tahan otot dan mengurangi lemak berlebih yang tidak diperlukan. Protein dikurangi secara bertahap, sementara fokus beralih ke karbohidrat kompleks yang mudah dicerna seperti jagung pecah atau gabah. Pada fase ini, pengkayaan vitamin C dan elektrolit melalui air minum juga menjadi prioritas untuk menjaga stamina saat ayam terpukul atau dehidrasi di arena.
Pemberian pakan juga diatur waktunya. Biasanya, pakan utama diberikan di pagi hari setelah dijemur ringan, dan pakan sore diberikan dalam porsi lebih kecil. Hal ini memastikan perut ayam tidak terlalu penuh saat ayam menjalani latihan fisik intensif seperti lari pagi atau senam ringan. Ketelitian dalam setiap butir makanan yang diberikan akan menentukan seberapa jauh potensi "si jago" Anda bisa terwujud di gelanggang.