Ilustrasi Metaforis dari Kengerian
Pertanyaan mengenai gambaran api neraka menurut Islam selalu menjadi topik yang menggugah rasa takut sekaligus mengingatkan akan pentingnya ketaatan kepada Allah SWT. Dalam ajaran Islam, neraka (Jahannam) digambarkan bukan sekadar tempat pembakaran biasa, melainkan sebuah kondisi siksaan yang dahsyat, abadi, dan jauh melampaui batas kemampuan imajinasi manusia di dunia.
Al-Qur'an dan Hadis secara berulang kali menekankan betapa panasnya api neraka. Panasnya tidak bisa dibandingkan dengan api duniawi. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa api dunia ini hanyalah sepertujuh puluh bagian dari panasnya api neraka. Ini menunjukkan skala penderitaan yang luar biasa.
Siksaan api ini bersifat menyeluruh, mengenai kulit hingga ke inti daging dan tulang. Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 56:
"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak akan masuk surga sehingga unta dapat masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan."
Ketika kulit mereka telah hangus, Allah akan menggantinya dengan kulit yang baru agar mereka merasakan siksaan tersebut secara terus-menerus. Ini adalah siksaan fisik yang tiada henti, dirancang untuk memaksimalkan rasa sakit.
Salah satu aspek paling mengerikan dari gambaran api neraka menurut Islam adalah bahan bakarnya. Neraka tidak dibakar oleh kayu atau batu bara, melainkan oleh orang-orang kafir itu sendiri, bebatuan, dan api yang telah disiapkan secara khusus.
Dinyatakan dalam Surah Al-Baqarah ayat 24 bahwa bahan bakar neraka adalah manusia dan batu:
"Maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir."
Selain siksaan fisik, ada pula siksaan yang bersifat spiritual dan psikologis. Mereka akan minum dari air mendidih (hamim) yang merusak isi perut mereka, dan makanan mereka adalah buah zaqqum, sejenis pohon beracun yang sangat pahit dan hanya menambah penderitaan.
Neraka tidaklah tunggal, melainkan memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan kadar kedurhakaan penghuninya. Semakin buruk dosa yang dilakukan, semakin dalam dan panas tingkatan neraka yang akan ditempatinya. Para ulama menyebutkan bahwa Jahannam memiliki tujuh tingkatan, di mana tingkatan paling bawah adalah yang paling panas dan paling berat siksanya.
Para pelaku dosa besar dari kalangan Muslim yang masih memiliki iman akan dimasukkan ke neraka sesuai dosanya, kemudian dikeluarkan setelah dibersihkan. Sementara bagi orang kafir yang mengingkari keesaan Allah secara mutlak, mereka akan kekal di dalamnya tanpa harapan keluar.
Bayangkan meminum air untuk menghilangkan dahaga, namun air itu justru menyiksa. Dalam neraka, mereka akan didatangi dengan cairan yang sangat panas. Allah berfirman mengenai minuman mereka:
"Ini minuman mereka, air yang mendidih (hamim) dan cairan nanah (ghassaq)." (QS. Muhammad: 15)
Makanan mereka, buah Zaqqum, digambarkan sebagai makanan yang tumbuh dari dasar neraka. Ketika mereka memakannya karena lapar yang tak tertahankan, buah itu akan menghanguskan wajah dan usus mereka, seolah-olah api telah membakar dari dalam.
Keseluruhan gambaran api neraka menurut Islam ini adalah peringatan keras bagi umat manusia. Tujuan utama penggambaran ini bukanlah untuk membuat manusia putus asa, melainkan untuk memotivasi mereka agar senantiasa berlomba dalam kebaikan, menjauhi larangan Allah, dan bersyukur atas nikmat keselamatan yang diberikan di dunia, sehingga terhindar dari azab yang pedih tersebut.