Memulai usaha peternakan ayam pedaging sangat bergantung pada kualitas dan harga bibit yang dipilih. Harga bibit ayam pedaging (DOC - Day Old Chick) adalah salah satu komponen biaya terbesar di awal investasi. Memahami fluktuasi harga dan faktor-faktor yang memengaruhinya adalah kunci untuk perencanaan bisnis yang solid dan menguntungkan.
Harga DOC tidak bersifat statis. Ia dipengaruhi oleh berbagai variabel, mulai dari permintaan pasar, biaya produksi pembibitan (pakan indukan, vaksinasi), hingga kebijakan pemerintah terkait impor dan distribusi. Peternak pemula seringkali kesulitan menavigasi pasar yang dinamis ini, oleh karena itu, informasi terbaru sangat krusial.
Secara umum, harga DOC dibagi berdasarkan jenis strain atau galur ayam yang dipilih. Strain yang paling populer di Indonesia adalah broiler komersial yang fokus pada pertumbuhan cepat dan efisiensi pakan, seperti Cobb, Ross, atau strain lokal unggulan lainnya.
Harga dapat bervariasi signifikan antara wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Namun, berikut adalah gambaran umum rentang harga berdasarkan kualitas dan usia bibit per ekor (harga dapat berubah sewaktu-waktu):
| Jenis Bibit | Kisaran Harga (IDR/Ekor) | Keterangan |
|---|---|---|
| DOC Broiler (Grade A/Kualitas Super) | Rp 5.500 - Rp 6.800 | Bibit hasil seleksi kualitas tinggi, daya hidup optimal. |
| DOC Broiler (Grade B/Kualitas Standar) | Rp 4.800 - Rp 5.400 | Standar umum, cocok untuk peternak skala menengah. |
| DOC Joper (Ayam Kampung Super) | Rp 6.500 - Rp 8.000 | Pertumbuhan lebih lambat, namun daging lebih premium. |
| DOC Layer (Pullet Siap Bertelur) | Rp 75.000 - Rp 90.000 | Harga per ekor untuk ayam remaja yang hampir siap produksi. |
Perlu diingat bahwa harga tersebut umumnya belum termasuk biaya pengiriman dan kadang belum termasuk PPN jika pembelian dalam jumlah besar dari pabrik pembibitan resmi.
Kualitas bibit adalah jaminan keberhasilan panen. Bibit yang sehat akan menunjukkan tingkat mortalitas (kematian) yang rendah dan pertumbuhan yang seragam. Untuk meminimalisir risiko, ikuti tips berikut dalam memilih pemasok:
Pembelian dalam jumlah besar (misalnya 10.000 ekor ke atas) biasanya akan mendapatkan harga negosiasi yang lebih baik dibandingkan pembelian dalam jumlah kecil. Pertimbangkan pula biaya transportasi karena DOC sangat rentan terhadap perubahan suhu selama perjalanan.
Untuk peternak yang baru memulai dengan skala kecil (misalnya pemeliharaan 1.000 ekor), perhitungan biaya bibit akan menjadi komponen terbesar. Jika kita mengambil harga rata-rata Grade A sebesar Rp 6.000 per ekor:
Total Biaya Bibit = 1.000 ekor x Rp 6.000 = Rp 6.000.000.
Angka ini belum termasuk biaya kandang, sekam, vaksin tambahan, dan biaya pakan awal. Oleh karena itu, manajemen modal kerja sangat penting. Selain itu, memantau harga secara berkala melalui beberapa sumber terpercaya akan membantu Anda menentukan kapan waktu terbaik untuk melakukan booking bibit.