Kunjungan Antenatal Care (ANC) merupakan serangkaian pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil sejak terdeteksinya kehamilan hingga menjelang persalinan. Pelayanan ini sangat krusial untuk memantau kesehatan ibu dan janin, mengidentifikasi serta menangani komplikasi sejak dini, dan mempersiapkan proses persalinan yang aman. Pedoman mengenai standar minimal dan cakupan pelayanan ANC telah ditetapkan secara berkala oleh Kementerian Kesehatan (Depkes), yang menjadi acuan utama bagi seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
Fokus utama dari panduan Kunjungan ANC menurut standar yang ditetapkan pemerintah adalah memastikan bahwa setiap ibu hamil mendapatkan setidaknya 6 kali kontak (kunjungan) dengan tenaga kesehatan profesional. Kontak pertama idealnya harus dilakukan sedini mungkin, idealnya sebelum usia kehamilan 8 minggu, untuk konfirmasi kehamilan dan edukasi awal. Tujuannya bukan hanya kuantitas kunjungan, namun yang lebih penting adalah kualitas layanan yang komprehensif.
Pelayanan ANC yang efektif harus mencakup elemen-elemen diagnostik, preventif, kuratif, dan edukatif. Program ini dirancang untuk mengurangi angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) ibu dan bayi baru lahir. Prinsipnya meliputi deteksi dini risiko tinggi, imunisasi, pencegahan anemia, serta pemberian suplemen gizi yang memadai.
Dalam setiap tahapan kehamilan, kebutuhan ibu dan janin akan berbeda. Oleh karena itu, pemeriksaan yang dilakukan harus disesuaikan dengan usia gestasi. Standar pelayanan mendorong pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pengukuran tinggi badan, berat badan, tekanan darah, tinggi fundus uteri, dan penentuan letak janin, terutama pada kunjungan-kunjungan berikutnya.
Meskipun rekomendasi kunjungan ideal bisa lebih dari enam kali tergantung kondisi spesifik ibu hamil, kerangka minimal yang harus dipenuhi seringkali dikelompokkan dalam istilah 10T atau mengacu pada standar minimal kontak yang ditetapkan. Kontak-kontak ini memastikan seluruh aspek penting kehamilan tercover:
Kunjungan pertama adalah momen paling krusial. Di sini, tenaga kesehatan harus melakukan anamnesis lengkap, termasuk riwayat kehamilan sebelumnya, riwayat penyakit kronis, dan riwayat pengobatan. Selain itu, pemeriksaan laboratorium dasar seperti golongan darah dan status hemoglobin sangat dianjurkan. Identifikasi dini apakah kehamilan tersebut berisiko tinggi atau tidak akan menentukan frekuensi dan jenis rujukan yang diperlukan selama masa kehamilan selanjutnya.
Kepatuhan terhadap jadwal kunjungan ANC yang dianjurkan sangat berkorelasi positif dengan luaran kehamilan yang baik. Ibu yang rutin melakukan ANC cenderung lebih memahami perubahan fisiologis yang dialaminya, lebih siap menghadapi persalinan, dan lebih cepat mencari pertolongan medis ketika muncul tanda-tanda bahaya. Pelaksanaan standar ANC yang merujuk pada pedoman kesehatan merupakan investasi terbesar dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di tingkat nasional.
Oleh karena itu, sosialisasi dan aksesibilitas terhadap layanan ANC berkualitas harus terus ditingkatkan, memastikan bahwa setiap ibu hamil, di manapun ia berada, dapat mengakses pelayanan sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku.