Memelihara anak ayam (DOC - Day Old Chicks) memerlukan perhatian khusus, terutama mengenai lingkungan tempat mereka ditempatkan. Salah satu faktor krusial yang sering diabaikan namun memiliki dampak besar pada kesehatan dan tingkat mortalitas DOC adalah pemilihan alas kandang atau litter. Alas yang tepat berfungsi sebagai bantalan, penyerap kelembaban, isolator suhu, dan media untuk menjaga kebersihan kandang. Kesalahan dalam memilih alas dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit kulit, bahkan hipotermia pada DOC yang sangat rentan.
Pemilihan alas untuk doc ayam bukan sekadar masalah mengisi lantai kandang. Ini adalah keputusan manajemen yang memengaruhi biaya operasional, kebutuhan tenaga kerja pembersihan, dan yang terpenting, kesejahteraan ternak Anda. Kita akan membahas beberapa pilihan alas yang umum digunakan beserta kelebihan dan kekurangannya.
Sebelum menentukan material, penting untuk memahami apa yang dibutuhkan oleh DOC. Anak ayam membutuhkan alas yang:
Sekam padi adalah pilihan yang paling populer dan sering direkomendasikan untuk alas untuk doc ayam, terutama di daerah agraris. Sekam memiliki daya serap yang sangat baik karena strukturnya yang berongga. Selain itu, ia cenderung menghasilkan debu yang lebih sedikit dibandingkan serbuk gergaji halus, asalkan sekam tersebut kering saat diaplikasikan.
**Aplikasi:** Tebal alas sekam sebaiknya minimal 5-7 cm saat baru dipasang untuk memastikan isolasi yang memadai. Sekam harus diganti atau dibersihkan secara berkala, terutama jika sudah terlihat terlalu basah atau menggumpal.
Serbuk gergaji juga populer, namun pemilihan jenis kayu sangat penting. Hindari serbuk dari kayu yang mengandung minyak alami beracun (seperti kayu pinus atau cedar yang sangat aromatik) karena dapat mengiritasi sistem pernapasan DOC. Serbuk kayu harus digunakan dalam keadaan kering sempurna. Kelemahannya adalah jika serbuk terlalu halus, ia dapat menjadi sangat berdebu ketika DOC mulai aktif bergerak dan mematuk-matuk alas.
Banyak peternak profesional menggunakan lembaran koran sebagai lapisan dasar pertama. Koran sangat baik untuk menyerap cairan awal dari kotoran DOC yang masih sangat cair. Namun, koran tidak boleh menjadi satu-satunya alas, karena setelah basah ia cepat robek, menjadi licin, dan gagal memberikan isolasi termal yang dibutuhkan. Koran harus segera dilapisi dengan sekam atau material lain yang lebih tebal.
Dalam skala industri, terkadang digunakan alas yang terbuat dari material non-organik atau matras khusus yang dapat digunakan kembali atau dibuang setelah satu periode pemeliharaan. Matras ini sering kali dirancang untuk mengurangi paparan kuman awal dan mempermudah sanitasi. Meskipun biayanya mungkin lebih tinggi, efisiensi sanitasi bisa menjadi nilai tambah. Namun, bagi peternak skala kecil, material alami cenderung lebih ekonomis.
Kondisi alas untuk doc ayam yang buruk adalah resep pasti untuk kegagalan program pemeliharaan. Selama masa brooding (pemanasan awal), pastikan Anda rutin memeriksa kelembaban alas di bawah lampu penghangat. Jika alas mulai menggumpal dan terasa dingin saat disentuh, itu pertanda isolasi termal menurun.
Pada usia 1 hingga 7 hari, DOC menghasilkan sedikit kotoran, namun kelembaban dari air minum yang tumpah sangat cepat diserap alas. Jika alas menjadi sangat basah, segera tambahkan lapisan baru di atasnya (top-up) atau ganti seluruhnya jika kelembaban sudah merata. Setelah usia 10 hari, ketika ayam mulai lebih aktif dan membutuhkan ruang yang lebih luas, penggantian total menjadi lebih sering diperlukan untuk mencegah penumpukan amonia dan bakteri. Mengganti alas tepat waktu membantu meminimalkan stres pada DOC dan memastikan mereka tumbuh sehat hingga siap dipindahkan ke kandang pembesaran.