Kue awuk-awuk, atau yang sering juga dikenal sebagai kue akar kelapa atau kue kembang goyang di beberapa daerah, adalah salah satu jajanan pasar tradisional Indonesia yang memiliki tekstur unik dan rasa manis legit. Nama 'awuk-awuk' konon merujuk pada proses pembuatannya yang seringkali menghasilkan tekstur sedikit kasar atau 'awuk' (seperti serutan).
Kue ini terkenal karena penampilannya yang menarik, biasanya berwarna kuning cerah atau cokelat muda, dan selalu disajikan dengan taburan kelapa parut yang gurih. Meskipun pembuatannya membutuhkan sedikit kesabaran, hasilnya sepadan. Rasa manis dari gula berpadu harmonis dengan gurihnya kelapa, menjadikannya camilan sempurna untuk menemani minum teh sore Anda. Dalam era modern, banyak variasi rasa yang muncul, namun resep tradisional yang menggunakan tepung beras dan santan tetap menjadi favorit sejati.
Mari kita telaah langkah demi langkah bagaimana membuat kue awuk-awuk yang empuk di dalam namun renyah di luar.
Untuk mendapatkan tekstur otentik, kita membutuhkan kombinasi tepung beras, tepung tapioka, dan santan kental. Berikut adalah daftar bahan yang perlu Anda siapkan:
Proses membuat kue awuk-awuk terbagi menjadi tiga tahap utama: mengukus kelapa, membuat adonan, dan proses pencetakan/pengukusan akhir.
Inilah bagian yang paling krusial. Kue awuk-awuk tradisional dicetak menggunakan cetakan khusus (seperti cetakan kue lumpur mini) atau bisa menggunakan cetakan cupcake kecil.
Konsistensi Adonan: Jangan membuat adonan terlalu encer. Konsistensi yang tepat akan membantu kue tetap kokoh setelah dikukus dan mudah dibentuk.
Pentingnya Mengukus Kelapa: Mengukus kelapa parut sebelum digunakan sebagai taburan adalah kunci. Ini mencegah kelapa cepat basi dan memberikan aroma yang lebih kuat serta tekstur yang lebih lembut saat dimakan.
Suhu Kukusan: Pastikan kukusan sudah benar-benar panas dan beruap banyak sebelum adonan dimasukkan. Pengukusan dengan api sedang cenderung lebih baik agar kue matang merata tanpa pecah.
Kue awuk-awuk paling enak disantap ketika suhu ruang. Jika disimpan, ia cenderung sedikit lebih keras, namun teksturnya akan kembali lembut setelah dihangatkan sebentar di kukusan.