Mengejar bobot panen yang optimal merupakan jantung dari keberhasilan usaha peternakan ayam broiler. Target bobot yang tercapai sesuai standar industri tidak hanya menjamin harga jual yang baik tetapi juga efisiensi pakan yang maksimal. Tantangan utama dalam mencapai target ini terletak pada pengelolaan lingkungan, nutrisi, dan pencegahan penyakit yang terintegrasi.
Kesalahan dalam manajemen harian dapat mengakibatkan FCR (Feed Conversion Ratio) yang tinggi, yang secara langsung menggerus margin keuntungan. Oleh karena itu, fokus harus diarahkan pada pemahaman mendalam tentang kebutuhan spesifik ayam pada setiap fase pertumbuhannya.
Peran Krusial Nutrisi Sejak Dini
Fase starter (0-10 hari) adalah periode emas untuk membentuk kerangka tubuh dan sistem organ yang kuat. Kualitas pakan yang diberikan pada fase ini sangat menentukan potensi genetik ayam. Pastikan pakan starter memiliki kandungan protein yang tinggi (sekitar 22-24%) dan energi yang memadai. Jangan pernah berkompromi pada kualitas, karena nutrisi awal yang kurang optimal akan sulit dikejar pada fase berikutnya.
Seiring bertambahnya usia, formulasi pakan akan bergeser. Fase finisher (mendekati panen) membutuhkan ransum dengan kadar energi lebih tinggi untuk mendorong deposisi daging (fat deposition) dan memaksimalkan pertambahan bobot harian (ADG). Kontrol terhadap konsumsi air juga penting, karena konsumsi air yang baik biasanya berbanding lurus dengan konsumsi pakan.
Manajemen Kandang yang Terkontrol
Bobot ayam sangat dipengaruhi oleh kenyamanan termal. Ayam broiler sangat sensitif terhadap stres panas (heat stress). Suhu ideal harus dijaga ketat. Pada DOC (Day Old Chick), pemanas (brooder) harus berfungsi optimal untuk memastikan semua anak ayam mendapatkan kehangatan yang cukup tanpa terjadi penumpukan di satu area.
- Ventilasi: Ventilasi yang buruk menyebabkan penumpukan amonia dan kelembaban tinggi, yang menghambat nafsu makan dan meningkatkan risiko pernapasan.
- Kepadatan: Overcrowding (kepadatan berlebih) adalah pembunuh efisiensi. Pastikan luas kandang per ekor cukup agar ayam dapat bergerak leluasa dan tidak berebut pakan/minum.
- Litter Management: Sekam harus selalu kering dan tidak menggumpal. Litter yang basah adalah sarang bakteri penyebab coccidiosis dan infeksi kaki.
Protokol Kesehatan yang Ketat
Penyakit adalah penghalang terbesar dalam mengejar bobot. Program vaksinasi harus dilakukan tepat waktu sesuai jadwal dan rute pemberian yang benar. Selain vaksinasi, biosekuriti adalah garda terdepan. Membatasi akses orang asing, membersihkan dan mendesinfeksi kandang antar periode (tiap panen), serta menyediakan bak desinfeksi di pintu masuk wajib diterapkan.
Perhatikan tanda-tanda klinis dini. Ayam yang lesu, nafsu makan menurun, atau menunjukkan gejala pernapasan harus segera diisolasi dan ditangani oleh dokter hewan. Penyakit yang tidak terkontrol akan memicu peradangan sistemik, mengalihkan energi nutrisi dari pertumbuhan otot menjadi respons imun.
Pentingnya Monitoring Harian
Tidak ada manajemen yang baik tanpa monitoring yang akurat. Berat badan sampel ayam harus ditimbang secara berkala, idealnya dua kali seminggu, untuk membandingkannya dengan standar pertumbuhan dari strain DOC yang digunakan. Jika bobot aktual tertinggal jauh dari standar, tindakan korektif (misalnya penyesuaian nutrisi atau perbaikan lingkungan) harus segera dilakukan.
Selain bobot, catat juga mortalitas harian, konsumsi pakan, dan konsumsi air. Data ini adalah refleksi langsung dari kondisi kesehatan dan kenyamanan termal di dalam kandang. Mencatat dan menganalisis data harian ini adalah kunci untuk memastikan bahwa setiap hari, ayam Anda benar-benar berada di jalur yang tepat untuk mencapai target bobot panen yang diinginkan secara efisien.