Terapi Antiretroviral (ARV) merupakan pilar utama dalam manajemen infeksi HIV. Tujuan utama terapi ini adalah menekan replikasi virus HIV sehingga jumlah viral load dalam tubuh pasien menjadi tidak terdeteksi (Undetectable = Untransmittable/U=U), menjaga sistem kekebalan tubuh (CD4), dan meningkatkan kualitas hidup ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Dalam perjalanan pengobatan, pasien sering kali memulai dengan kombinasi obat lini pertama, kemudian lini kedua, dan jika resistensi atau efek samping muncul, dokter akan mempertimbangkan regimen yang lebih spesifik, yaitu ARV Lini 3.
Ilustrasi Alur Penggantian Regimen ARV.
Keputusan untuk beralih ke ARV Lini 3 umumnya diambil setelah evaluasi klinis dan laboratorium menunjukkan kegagalan terapi pada lini sebelumnya. Kegagalan ini bisa berupa kegagalan imunologis (penurunan atau stagnasi jumlah sel CD4), kegagalan virologis (viral load terdeteksi kembali meskipun kepatuhan minum obat sudah baik), atau munculnya toksisitas/efek samping yang signifikan dari obat lini 1 atau 2 yang tidak dapat dikelola.
ARV Lini 3 dirancang untuk mengatasi virus yang telah menunjukkan resistensi terhadap obat-obatan yang lebih umum digunakan. Oleh karena itu, pemilihan regimen Lini 3 memerlukan pemahaman mendalam mengenai profil resistensi spesifik pasien. Di Indonesia dan banyak pedoman internasional, terapi lini ketiga sering kali melibatkan kelas obat yang sama sekali baru atau obat yang lebih kuat dan kompleks.
Regimen ARV Lini 3 biasanya terdiri dari kombinasi minimal tiga obat yang berasal dari minimal dua kelas obat yang berbeda, sering kali mencakup setidaknya satu obat dari kelas yang belum pernah digunakan oleh pasien sebelumnya. Obat yang termasuk dalam opsi Lini 3 seringkali adalah obat-obatan yang lebih baru atau yang memiliki mekanisme kerja yang sangat spesifik.
Beberapa kelas obat yang mungkin dipertimbangkan pada lini ini antara lain:
Pemilihan obat sangat personal. Dokter harus melakukan pengujian resistensi genotipe untuk melihat mutasi spesifik apa yang ada pada virus pasien. Hasil tes ini menjadi peta jalan untuk merakit regimen Lini 3 yang paling efektif, meminimalkan kemungkinan kegagalan terapi lebih lanjut.
Perjalanan menuju ARV Lini 3 sering kali menandakan bahwa pengobatan telah berlangsung cukup lama, yang mungkin juga meningkatkan kelelahan pengobatan (treatment fatigue) pada pasien. Tantangan utama dalam Lini 3 meliputi:
Kepatuhan 95% adalah target mutlak dalam terapi ARV, namun menjadi lebih krusial pada lini ketiga. Jika kepatuhan menurun di lini ini, virus memiliki kesempatan lebih besar untuk mengembangkan resistensi terhadap obat-obatan terakhir yang tersedia, yang secara klinis dapat mempersulit penanganan lebih lanjut.
ARV Lini 3 adalah komponen penting dalam manajemen HIV jangka panjang, berfungsi sebagai garis pertahanan ketika virus telah berhasil menembus perlindungan regimen lini pertama dan kedua. Penggunaannya bukan tanda kegagalan total, melainkan bukti adaptasi medis terhadap virus yang berevolusi. Pemantauan klinis yang ketat, pengujian resistensi yang tepat, dan dukungan psikososial yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk memastikan bahwa pasien dapat berhasil melanjutkan hidup sehat dengan terapi yang telah diperbarui ini.