Selenium adalah mineral esensial yang memainkan peran krusial dalam berbagai fungsi biologis tubuh. Meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil, kekurangan selenium dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, sementara kelebihan dosis juga berbahaya. Oleh karena itu, banyak suplemen dan beberapa formulasi obat yang mengandung selenium sebagai komponen aktif atau tambahan.
Representasi visual mineral Selenium (Se)
Peran Penting Selenium dalam Tubuh
Selenium dikenal sebagai antioksidan kuat. Mineral ini merupakan komponen kunci dari enzim bernama selenoprotein. Enzim-enzim ini bertanggung jawab untuk melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas (stres oksidatif). Selain itu, selenium sangat vital untuk fungsi sistem kekebalan tubuh, metabolisme tiroid, dan sintesis DNA.
Obat dan Suplemen Mengandung Selenium
Ketika asupan selenium dari makanan (seperti kacang Brazil, biji-bijian utuh, dan makanan laut) tidak mencukupi, dokter atau ahli gizi mungkin merekomendasikan suplemen. Obat yang mengandung selenium umumnya tersedia dalam bentuk tunggal (sebagai suplemen mineral) atau dikombinasikan dengan nutrisi lain seperti Vitamin E atau Zinc.
Bentuk Umum Obat yang Mengandung Selenium:
- Sodium Selenite dan Sodium Selenate: Ini adalah bentuk anorganik selenium yang sering digunakan dalam formulasi multivitamin. Penyerapan bentuk ini seringkali lebih rendah dibandingkan bentuk organik.
- Selenium Yeast (Ragi Selenium): Ini adalah bentuk organik di mana selenium terikat pada protein ragi. Bentuk ini umumnya dianggap lebih mudah diserap oleh tubuh dan sering menjadi pilihan dalam suplemen premium.
- L-Selenomethionine: Bentuk asam amino yang juga menunjukkan bioavailabilitas tinggi.
Indikasi Klinis Penggunaan Selenium
Penggunaan obat atau suplemen yang mengandung selenium sering diarahkan untuk mengatasi kondisi spesifik:
- Kekurangan Nutrisi: Terutama pada populasi yang tinggal di daerah dengan kadar selenium tanah rendah. Kekurangan parah dapat menyebabkan penyakit Keshan (masalah otot jantung) dan penyakit Kashin-Beck (artritis degeneratif).
- Dukungan Tiroid: Selenium sangat penting untuk metabolisme hormon tiroid. Suplementasi dapat membantu dalam kasus hipotiroidisme ringan atau penyakit Hashimoto.
- Antioksidan dan Pencegahan Kanker: Penelitian telah mengeksplorasi peran selenium dalam mengurangi risiko beberapa jenis kanker, meskipun hasilnya masih memerlukan konfirmasi lebih lanjut melalui uji klinis besar.
- Kesehatan Mata: Sebagai bagian dari antioksidan utama mata, glutathione peroxidase, selenium membantu melindungi mata dari kerusakan oksidatif.
Dosis dan Risiko Kelebihan Selenium (Selenosis)
Meskipun bermanfaat, penting untuk mematuhi dosis yang dianjurkan. Batas Atas yang Dapat Diterima (Tolerable Upper Intake Level/UL) untuk orang dewasa biasanya adalah 400 mikrogram (mcg) per hari dari semua sumber (makanan dan suplemen).
Mengonsumsi obat yang mengandung selenium melebihi dosis ini dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kondisi yang disebut selenosis. Gejala selenosis antara lain:
- Rambut rontok atau rapuh.
- Kuku menjadi lunak atau patah.
- Bau mulut seperti bawang putih.
- Kelelahan dan iritabilitas saraf.
- Kerusakan kulit dan masalah saraf ringan.
Sebelum memulai pengobatan atau mengonsumsi suplemen dosis tinggi yang mengandung selenium, konsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah wajib untuk memastikan dosisnya sesuai dengan kebutuhan individu dan meminimalkan risiko toksisitas.
Kesimpulannya, obat yang mengandung selenium menawarkan manfaat signifikan terutama sebagai agen antioksidan dan pendukung fungsi endokrin. Namun, karena sifatnya yang toksik dalam dosis tinggi, penggunaannya harus dilakukan secara bijaksana dan terukur.