Ilustrasi: Jalan menuju kebahagiaan abadi.
Dalam keyakinan Islam, konsep hari perhitungan (hisab) adalah keniscayaan bagi setiap manusia yang pernah hidup di dunia. Setiap amal, baik yang terlihat maupun tersembunyi, akan dipertanggungjawabkan. Namun, ada sebuah kemuliaan tertinggi yang dijanjikan Allah SWT, yaitu golongan manusia yang diizinkan masuk surga tanpa melalui proses perhitungan amal yang rumit dan tanpa merasakan sedikit pun azab.
Golongan ini adalah mereka yang meraih derajat paling tinggi di sisi Tuhan, sebuah anugerah murni yang menunjukkan kesempurnaan iman dan amal mereka selama di dunia. Mendapatkan izin memasuki surga tanpa hisab adalah puncak keridhaan ilahi.
Meskipun rahmat Allah sangat luas, beberapa hadis Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk jelas mengenai karakteristik utama dari orang-orang yang diistimewakan ini. Mereka bukanlah orang yang sembarangan, melainkan mereka yang telah mencapai standar spiritualitas yang sangat tinggi.
Salah satu narasi paling terkenal mengenai kelompok ini adalah yang disebutkan dalam riwayat-riwayat hadis, di mana Rasulullah SAW bersabda bahwa beliau melihat umatnya berbondong-bondong memasuki surga. Dalam pandangan beliau, ada 70.000 umatnya yang akan masuk surga tanpa hisab.
Angka ini menunjukkan betapa besarnya karunia yang dilimpahkan kepada umat Islam, namun para ulama menjelaskan bahwa 70.000 ini hanyalah bagian dari gambaran umum, dan kemuliaan tersebut berlaku bagi siapa saja yang memenuhi syarat yang disebutkan selanjutnya, terlepas dari jumlah spesifiknya.
Kunci utama untuk memasuki surga tanpa hisab terletak pada kualitas tauhid (keesaan Allah) dan kesempurnaan amal yang didasari oleh keyakinan murni. Berikut adalah beberapa ciri utama yang sering dikaitkan dengan golongan mulia ini:
Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa salah satu ciri mereka adalah mereka yang tidak pernah meminta diruqyah (pengobatan spiritual melalui bacaan ayat suci) karena keyakinan mereka sudah sangat kuat dan mereka selalu berlindung kepada Allah.
Orang-orang ini memiliki keyakinan penuh bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Mereka tidak pernah bergantung pada benda-benda atau praktik-praktik yang dapat mengurangi keikhlasan mereka kepada Allah, seperti perdukunan, jimat, atau mantra-mantra selain dari bacaan syariat.
Mereka adalah manifestasi nyata dari konsep tawakkal (berserah diri). Mereka berusaha sekuat tenaga dalam urusan dunia, namun hatinya sepenuhnya menggantungkan hasil pada ketetapan Allah. Kepercayaan mutlak ini membersihkan hati mereka dari keraguan dan keterikatan berlebihan pada sebab-sebab duniawi.
Inti dari keselamatan dari hisab adalah kemurnian akidah. Orang yang masuk surga tanpa hisab adalah mereka yang menjaga tauhid mereka dari segala bentuk kesyirikan, sekecil apapun. Mereka mengabdikan seluruh niat dan amal mereka hanya untuk Allah semata.
Penting untuk dipahami bahwa surga tanpa hisab bukanlah hasil dari "pembebasan" dari amal, melainkan hasil dari kesempurnaan amal itu sendiri yang diiringi oleh rahmat Allah yang tak terhingga. Mereka yang dijamin masuk tanpa hisab adalah mereka yang amal kebaikannya begitu mendominasi, sementara kesalahan mereka dimaafkan oleh kemurahan Allah berkat keikhlasan mereka.
Memahami golongan istimewa ini seharusnya menjadi motivasi bagi kita semua. Tujuannya bukanlah untuk meremehkan pentingnya hisab, tetapi untuk meningkatkan kualitas iman dan amal perbuatan kita sehingga, dengan segala kerendahan hati, kita berharap termasuk dalam rombongan besar umat Nabi yang mendapatkan curahan rahmat tertinggi dari Allah SWT.