Penyakit antraks, atau dalam bahasa medis dikenal sebagai Cemerkut, adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang bernama Bacillus anthracis. Bakteri ini secara alami hidup di dalam tanah, terutama di daerah dengan tingkat kelembapan dan pH tertentu, dan dapat bertahan hidup dalam bentuk spora yang sangat resisten selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Meskipun penularannya jarang terjadi pada manusia, antraks memiliki potensi menyebabkan penyakit parah dan kematian jika tidak segera ditangani.
Berbeda dengan flu atau batuk, antraks bukanlah penyakit yang menular dari manusia ke manusia atau dari hewan ke manusia secara langsung melalui kontak biasa. Infeksi terjadi ketika spora bakteri masuk ke dalam tubuh inang. Hewan ternak herbivora, seperti sapi, domba, kambing, dan kuda, adalah reservoir alami penyakit ini. Ketika hewan tersebut mati karena antraks dan tidak ditangani dengan benar, spora menyebar ke tanah, mengontaminasi lingkungan.
Pada manusia, ada tiga jalur utama penularan:
Masa inkubasi (waktu dari paparan hingga timbul gejala) bervariasi, mulai dari beberapa jam hingga beberapa minggu, tergantung pada cara masuknya spora ke dalam tubuh. Mengenali gejala awal sangat krusial untuk keberhasilan pengobatan.
Gejala dimulai dengan benjolan kecil, tidak gatal, yang mirip gigitan serangga. Dalam 1-2 hari, benjolan ini berkembang menjadi lepuh berisi cairan, yang kemudian pecah dan meninggalkan luka terbuka yang khas berbentuk ulkus hitam yang dikelilingi oleh pembengkakan (disebut eschar). Biasanya tidak disertai demam tinggi kecuali infeksi telah menyebar.
Fase awal mungkin mirip flu biasa, meliputi demam, kelelahan, dan nyeri otot. Setelah beberapa hari, gejala memburuk dengan cepat, termasuk sesak napas parah, nyeri dada, batuk, dan syok. Kerusakan paru-paru dan sepsis dapat terjadi dengan cepat.
Gejala meliputi mual, muntah (bisa disertai darah), nyeri perut hebat, dan diare. Dalam kasus yang parah, dapat berkembang menjadi syok dan kegagalan sistem organ.
Diagnosis antraks ditegakkan melalui identifikasi bakteri B. anthracis dari sampel pasien, seperti cairan dari lesi kulit, darah, atau dahak. Pengobatan utama untuk semua jenis antraks adalah antibiotik dosis tinggi. Obat-obatan seperti ciprofloxacin, doksisiklin, atau kombinasi beberapa antibiotik lainnya sering digunakan.
Untuk antraks inhalasi, pengobatan seringkali diperpanjang dan mungkin melibatkan terapi pendukung seperti oksigen dan penanganan syok. Keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada seberapa cepat terapi antibiotik dimulai setelah gejala muncul.
Pencegahan adalah langkah paling efektif, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor peternakan atau laboratorium yang menangani bahan berisiko.
Antraks adalah penyakit yang menakutkan karena sifat spora yang bandel, namun dengan kewaspadaan, kebersihan lingkungan, dan penanganan medis cepat, risiko penularan dan kematian dapat diminimalkan secara signifikan.