Rasa tidak nyaman, sensasi terbakar, atau dorongan untuk buang air kecil yang mendesak—dikenal sebagai anyang-anyangan atau disuria—setelah berhubungan seksual adalah keluhan umum yang dialami oleh banyak wanita. Meskipun sering dikaitkan dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK), ada beberapa faktor spesifik mengapa kondisi ini bisa muncul tepat setelah aktivitas seksual.
Memahami akar masalahnya sangat penting untuk menemukan penanganan yang tepat. Kondisi ini umumnya bukan sekadar reaksi sesaat, melainkan indikasi adanya iritasi atau perpindahan bakteri yang dipicu oleh mekanika hubungan seksual.
Ada tiga kategori utama yang bertanggung jawab atas munculnya rasa perih atau anyang-anyangan setelah berhubungan badan:
Ini adalah penyebab paling umum. Selama hubungan seksual, gesekan mekanis dapat mendorong bakteri, terutama Escherichia coli (E. coli) yang normalnya hidup di area rektum, masuk ke uretra (saluran kencing). Karena uretra wanita relatif pendek dan letaknya dekat dengan vagina dan anus, bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih. Setelah mencapai kandung kemih, bakteri mulai berkembang biak, menyebabkan peradangan dan memicu gejala khas ISK seperti nyeri saat buang air kecil (anyang-anyangan), sering kencing, dan sensasi kandung kemih tidak tuntas.
Bahkan tanpa adanya infeksi bakteri, aktivitas seksual yang intens atau durasi yang panjang dapat menyebabkan trauma fisik ringan pada dinding uretra atau area vulva di sekitarnya. Gesekan yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi sementara. Iritasi ini mirip dengan lecet, yang membuat area tersebut menjadi sangat sensitif dan terasa perih atau panas saat urine melewatinya. Rasa perih ini biasanya hilang dalam beberapa jam atau satu hari.
Seks juga dapat mengganggu keseimbangan flora normal di vagina. Beberapa wanita sensitif terhadap pelumas, kondom lateks, atau zat kimia tertentu dalam spermisida. Perubahan pH yang terjadi akibat semen atau produk kebersihan yang digunakan sebelum atau sesudah berhubungan dapat menyebabkan peradangan pada vagina (vaginitis). Meskipun gejala utamanya adalah keputihan atau gatal, peradangan di area genital yang berdekatan dengan uretra dapat memperburuk atau memicu sensasi terbakar saat berkemih.
Beberapa faktor meningkatkan kemungkinan seorang wanita mengalami anyang-anyangan setelah berhubungan:
Pencegahan adalah kunci utama untuk menghindari gejala yang mengganggu ini. Tindakan sederhana setelah berhubungan seksual terbukti sangat efektif:
Jika anyang-anyangan hanya terjadi sesekali dan hilang dalam satu atau dua hari, kemungkinan besar disebabkan oleh iritasi mekanis ringan. Namun, jika gejala berikut muncul, segera konsultasikan dengan dokter karena ini menandakan ISK aktif yang memerlukan pengobatan antibiotik:
Dengan memahami hubungan antara aktivitas seksual dan kesehatan saluran kemih, wanita dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kenyamanan dan kesehatan mereka.