Surah Az-Zumar, yang berarti "Rombongan-Rombongan," adalah salah satu permata dalam Al-Qur'an yang terletak di Juz ke-23. Surah ke-39 ini menawarkan pelajaran mendalam mengenai tauhid (mengesakan Allah), pertanggungjawaban di hari kiamat, dan bagaimana manusia terbagi menjadi tiga kelompok utama berdasarkan amal perbuatan mereka di dunia. Mengkaji surah ini seolah kita sedang menyaksikan pembagian barisan besar manusia saat menghadapi keputusan akhir.
Inti dari Surah Az-Zumar sangat jelas: memurnikan ibadah hanya untuk Allah SWT. Allah menurunkan Al-Qur'an sebagai kebenaran agar manusia keluar dari kegelapan syirik dan menuju cahaya tauhid. Ayat-ayat awal menekankan bahwa hanya kepada-Nya agama harus dipersembahkan dengan tulus ikhlas. Ini adalah seruan untuk melepaskan diri dari segala bentuk persekutuan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dalam pengabdian total.
Teks-teks dalam surah ini secara tegas menolak anggapan bahwa ada perantara yang dapat mendekatkan manusia kepada Tuhan selain ketaatan langsung. Ini menegaskan hubungan personal dan langsung antara hamba dengan Penciptanya.
Salah satu gambaran paling kuat dalam Surah Az-Zumar adalah pembagian manusia menjadi tiga rombongan (Az-Zumar) pada hari perhitungan. Pembagian ini bukanlah berdasarkan status sosial atau kekayaan, melainkan murni berdasarkan pilihan hidup dan keimanan mereka:
Perbedaan perlakuan terhadap ketiga rombongan ini menggambarkan keadilan mutlak Allah. Penggambaran suasana hari kiamat begitu nyata, membuat pembaca merenungkan posisi mereka saat ini. Apakah kita sedang berjalan menuju rombongan pertama atau ketiga?
Surah ini juga berfungsi sebagai pengingat konstan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara. Az-Zumar menyoroti bahwa hati manusia sering kali tertutup oleh urusan duniawi, membuat mereka lupa bahwa waktu terus berjalan menuju kepastian akhir. Allah mengingatkan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu dengan tujuan, dan manusia diciptakan untuk beribadah.
Allah SWT menekankan kemampuan-Nya dalam mengatur alam semesta dan mengatur hidup manusia. Dia menurunkan hujan untuk menghidupkan bumi yang tandus, sebuah metafora kuat tentang bagaimana wahyu-Nya menghidupkan hati yang mati karena kelalaian.
Meskipun gambaran hari kiamat itu menakutkan bagi yang lalai, Surah Az-Zumar menutup dengan pesan harapan yang luar biasa. Ayat 53 adalah penyejuk bagi jiwa yang merasa telah terlalu jauh menyimpang. Rahmat Allah tidak terbatas, dan pintu taubat selalu terbuka lebar bagi siapa pun yang tulus ingin kembali.
Syaratnya adalah kembali kepada Allah dengan hati yang tunduk dan menyesali setiap kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Inilah inti keindahan Islam: sebuah jalan yang jelas, keadilan yang pasti, namun disertai dengan rahmat yang tak terhingga bagi mereka yang memilih untuk kembali ke pangkuan-Nya. Surah Az-Zumar adalah panduan komprehensif tentang cara hidup yang benar agar kita dapat bergabung dengan rombongan orang-orang yang beruntung saat panggilan terakhir datang.