Teh hijau, yang berasal dari tanaman Camellia sinensis, telah dikonsumsi selama ribuan tahun, terutama di Asia Timur. Berbeda dengan teh hitam atau oolong, daun teh hijau tidak melalui proses oksidasi yang signifikan. Proses minimal ini sangat penting karena mempertahankan konsentrasi antioksidan alami, terutama katekin.
Kandungan utama yang menjadikan teh hijau terbaik untuk kesehatan adalah Epigallocatechin Gallate (EGCG). EGCG adalah polifenol kuat yang bertanggung jawab atas sebagian besar manfaat terapeutik teh hijau, mulai dari meningkatkan metabolisme hingga melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.
Tidak semua teh hijau diciptakan sama. Kualitas dan metode pengolahan sangat memengaruhi rasa dan kandungan nutrisinya. Untuk mendapatkan manfaat kesehatan maksimal, perhatikan jenis-jenis berikut:
Matcha adalah teh hijau bubuk halus yang dihasilkan dari daun teh yang diberi naungan sebelum dipanen (proses yang mirip Gyokuro). Ketika Anda minum Matcha, Anda mengonsumsi seluruh daun, bukan hanya seduhannya. Ini menghasilkan dosis EGCG yang jauh lebih tinggi. Carilah Matcha kelas seremonial (ceremonial grade) untuk kualitas terbaik.
Sencha adalah jenis teh hijau yang paling umum dikonsumsi di Jepang. Daunnya dikukus setelah dipetik, yang menghentikan oksidasi. Rasanya segar, sedikit astringen, dan merupakan sumber antioksidan harian yang sangat baik.
Gyokuro berarti "permata embun". Daunnya juga diberi naungan selama sekitar tiga minggu sebelum panen. Proses ini meningkatkan kandungan klorofil dan L-theanine, menghasilkan rasa umami yang kaya dan lebih sedikit rasa pahit.
Bagi pasar Indonesia, teh hijau yang diproduksi secara tradisional dengan pengeringan dan penggilingan yang baik juga menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan, meskipun mungkin tidak memiliki profil rasa sekompleks teh Jepang yang diproduksi dengan standar ketat.
Konsumsi teh hijau secara teratur telah dikaitkan dengan berbagai peningkatan kesehatan:
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan penuh dari teh hijau terbaik, suhu air sangat krusial. Air mendidih akan "membakar" katekin yang sensitif dan menghasilkan rasa pahit.
Suhu Ideal: Sekitar 70°C hingga 80°C (tidak sampai mendidih penuh). Jika Anda tidak memiliki termometer, biarkan air mendidih selama 2-3 menit sebelum menuangkannya.
Waktu Seduh: Seduh selama 1 hingga 3 menit. Seduhan lebih lama dari 3 menit dapat meningkatkan kandungan tanin dan membuatnya terlalu pahit, mengurangi kenikmatan tanpa menambah manfaat substansial.