Pembinaan kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) pada periode ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal profesionalisme, kesejahteraan prajurit, serta modernisasi alutsista. Fokus utama yang digarisbawahi adalah peningkatan kemampuan operasional di lapangan yang sejalan dengan tantangan geopolitik kontemporer. Reformasi internal terus menjadi agenda prioritas untuk memastikan setiap satuan bekerja secara efektif dan efisien, sejalan dengan doktrin pertahanan negara.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tulang punggung utama. TNI AD sangat menekankan pada pelatihan berkelanjutan, baik dalam peperangan konvensional maupun peperangan non-konvensional yang semakin relevan. Ini mencakup latihan taktis di berbagai medan, dari perkotaan hingga daerah terpencil, memastikan bahwa setiap prajurit siap menghadapi spektrum ancaman yang dinamis. Selain itu, integrasi teknologi informasi dalam komando, kendali, komunikasi, dan intelijen (C4I) juga ditingkatkan secara masif.
Isu modernisasi alat utama sistem senjata (Alutsista) Angkatan Darat menjadi topik hangat. Upaya pengadaan dan pemeliharaan diarahkan pada sistem persenjataan yang lebih presisi, mobilitas tinggi, dan kemampuan bertahan yang lebih baik. Program peremajaan difokuskan pada sistem artileri, kendaraan tempur lapis baja, serta peningkatan kemampuan penerbangan TNI AD yang krusial untuk dukungan manuver darat. Pengadaan ini tidak hanya dilihat sebagai peningkatan kemampuan serang, tetapi juga sebagai upaya penguatan deterensi nasional.
Dalam konteks kesiapan tempur, latihan bersama, baik skala internal maupun bilateral dengan negara sahabat, dilakukan secara intensif. Latihan ini bertujuan untuk menguji interoperabilitas sistem dan prosedur baru yang telah diterapkan. Kesiapan satuan reaksi cepat (Satuan Tugas Rapid Deployment Force) juga terus dipelihara dengan standar tinggi, mengingat peran vital mereka dalam merespons krisis kemanusiaan maupun ancaman keamanan mendadak di wilayah kedaulatan negara.
Selain tugas pertahanan negara, peran TNI AD dalam Bakti TNI dan penanganan isu-isu non-tradisional semakin menonjol. Pengerahan pasukan untuk membantu penanggulangan bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan penanganan pandemi, menjadi bukti nyata pengabdian prajurit di tengah masyarakat. Kegiatan seperti TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) terus dilanjutkan sebagai sarana memupuk kemanunggalan TNI dengan rakyat, memperkuat fondasi pertahanan semesta (Sishankamrata).
Pengawasan wilayah perbatasan juga menjadi prioritas operasional. Satuan-satuan yang bertugas di daerah rawan senantiasa diperkuat baik dari segi personel maupun dukungan logistik. Patroli terpadu dan kehadiran fisik TNI AD di garis depan dianggap esensial untuk mencegah potensi ancaman separatisme atau pelanggaran kedaulatan yang mungkin terjadi di wilayah-wilayah terluar negeri. Komitmen untuk menjaga kedaulatan Republik Indonesia tetap teguh dalam setiap langkah pembinaan dan operasional Angkatan Darat.