Dalam dunia konstruksi dan rekayasa sipil, detail kecil sering kali menentukan integritas dan daya tahan sebuah struktur besar. Salah satu elemen penting namun terkadang kurang mendapat perhatian adalah ukuran angkur. Angkur, dalam konteks ini, merujuk pada pengencang mekanis yang digunakan untuk menahan elemen struktural (seperti kolom, balok, atau pelat dasar) dengan kuat ke pondasi beton atau material dasar lainnya. Pemilihan ukuran yang tepat bukanlah sekadar preferensi, melainkan sebuah keharusan teknis yang didasarkan pada perhitungan beban dan kondisi material.
Ilustrasi penampang sederhana angkur yang tertanam dalam beton.
Kesalahan dalam menentukan ukuran angkur—baik diameter, panjang penanaman (embedment depth), maupun jenisnya—dapat mengakibatkan kegagalan struktural prematur. Beban tarik, geser, dan momen lentur yang bekerja pada sambungan harus sepenuhnya ditahan oleh sistem angkur. Jika angkurnya terlalu kecil atau ditanam kurang dalam, ia akan mengalami kegagalan tarik (tercabut) atau kegagalan geser (terpotong) di zona beton sekitarnya.
Menghitung ukuran angkur yang optimal memerlukan pemahaman mendalam tentang beberapa parameter kunci. Ini bukan sekadar masalah "memilih yang terlihat besar", melainkan proses rekayasa yang ketat sesuai standar internasional seperti ACI 318.
Selain mempertimbangkan ukuran angkur dari segi dimensi fisik, jenis angkur juga memainkan peran besar. Ada dua kategori utama: angkur mekanis dan angkur kimia (adhesive anchors).
Angkur mekanis, seperti wedge anchors atau sleeve anchors, bekerja berdasarkan prinsip ekspansi mekanis saat baut dikencangkan. Ukurannya sering kali ditentukan oleh diameter baut yang digunakan. Mereka cepat dipasang namun sensitif terhadap lokasi pemasangan dan beban siklik.
Sementara itu, angkur kimia menggunakan resin epoksi atau polimer yang mengeras di dalam lubang bor. Angkur kimia sering kali menawarkan kapasitas beban yang lebih tinggi, terutama untuk beban tarik yang signifikan, dan umumnya lebih baik dalam menahan beban di dekat tepi. Dalam kasus ini, selain diameter batang ulir, ukuran lubang bor dan kedalaman injeksi resin menjadi bagian integral dari perhitungan dimensi efektif angkur. Kegagalan dalam mengontrol ukuran lubang bor bisa menyebabkan rasio resin terhadap beton menjadi tidak optimal, yang berujung pada penurunan kapasitas.
Aspek keamanan adalah alasan utama mengapa spesifikasi ukuran angkur harus diikuti secara presisi. Jika angkur gagal, konsekuensinya bisa mulai dari kerusakan kosmetik hingga keruntuhan struktural katastropik.
Oleh karena itu, setiap kontraktor dan insinyur harus memverifikasi bahwa setiap ukuran angkur yang dipasang di lapangan sesuai 100% dengan gambar kerja dan perhitungan desain. Penggunaan alat ukur yang tepat dan inspeksi kualitas pemasangan sangat penting untuk memastikan bahwa investasi pada struktur bangunan terjamin keamanannya dalam jangka waktu desainnya.