Memelihara ayam petelur merupakan investasi yang menjanjikan, asalkan siklus produksinya berjalan optimal. Salah satu informasi paling krusial bagi peternak adalah kapan ayam-ayam layer mereka akan mulai menghasilkan telur. Mengetahui umur ayam layer mulai bertelur sangat penting untuk perencanaan pakan, manajemen kandang, dan estimasi keuntungan.
Secara umum, ayam layer modern—seperti galur Dekalb White, Lohmann Brown, atau Hy-Line—memiliki jadwal produksi yang relatif terstandardisasi. Namun, waktu puncak produksi ini sangat dipengaruhi oleh genetika, nutrisi, manajemen lingkungan, dan kesehatan umum ayam sejak masa brooding (pembibitan) hingga masa dara.
Proses menuju kematangan seksual dan siap bertelur bukanlah proses instan. Ayam dara (pullet) membutuhkan waktu penyiapan nutrisi dan perkembangan organ reproduksi yang tepat. Fase dara ini menentukan seberapa baik performa ayam saat memasuki masa produksi.
Idealnya, ayam layer harus mencapai bobot badan yang seragam dan sesuai standar pada usia tertentu. Bobot badan yang kurang akan menyebabkan ayam bertelur terlambat atau menghasilkan telur yang ukurannya kecil. Sebaliknya, ayam yang terlalu gemuk dapat mengalami kesulitan saat bertelur atau bahkan mengalami prolaps.
Mayoritas strain ayam petelur komersial dirancang untuk mencapai puncak produksi pada usia antara 16 hingga 20 minggu (sekitar 4 hingga 5 bulan). Periode ini dikenal sebagai masa 'point of lay' (POL).
Penting untuk dicatat bahwa ini adalah usia di mana 5% hingga 10% populasi ayam sudah mulai mengeluarkan telur pertama mereka. Produksi massal (mencapai 50% populasi bertelur) biasanya terjadi sekitar 2 hingga 4 minggu setelah POL.
Keterlambatan atau percepatan waktu bertelur seringkali disebabkan oleh variabel manajemen yang kurang terkontrol. Berikut adalah faktor-faktor kunci yang harus diperhatikan:
Pemberian pakan yang seimbang, terutama kandungan protein dan mineral seperti Kalsium dan Fosfor, sangat vital. Pakan yang diformulasikan khusus untuk ayam dara (starter dan grower) harus diberikan secara bertahap sesuai usia. Pemotongan nutrisi yang terlalu dini untuk "mengontrol lemak" bisa menghambat perkembangan organ reproduksi.
Cahaya adalah pemicu hormonal utama bagi ayam untuk mulai bertelur. Ayam layer harus melalui periode hari pendek saat masih muda untuk menunda pematangan seksual. Seiring mendekati usia 18 minggu, program pencahayaan diperpanjang (biasanya menjadi 14 hingga 16 jam cahaya per hari) untuk merangsang pelepasan hormon reproduksi.
Penyakit, terutama yang menyerang saluran pernapasan atau pencernaan pada masa dara, dapat menyebabkan kerdil pertumbuhan dan penundaan bertelur. Manajemen kandang yang buruk, kepadatan berlebih, atau perubahan suhu ekstrem juga menciptakan stres yang menghambat kematangan seksual.
Kualitas bibit dari pemasok sangat menentukan. Pullet yang dibeli harus berasal dari peternakan pembibitan yang terjamin kesehatannya dan memiliki riwayat pertumbuhan yang baik.
Saat ayam mendekati usia 16 minggu, peternak biasanya mulai melakukan program peralihan pakan dari pakan grower ke pakan layer (pakan pra-produksi). Pakan layer memiliki kandungan Kalsium yang lebih tinggi untuk mempersiapkan pembentukan cangkang telur.
Pengawasan harian terhadap rata-rata berat badan kawanan menjadi indikator utama. Jika rata-rata berat badan pada usia 16 minggu sudah mencapai target (misalnya 1.4 kg hingga 1.5 kg, tergantung strain), kemungkinan besar ayam akan mulai bertelur sesuai jadwal. Kegagalan mencapai target berat badan menunjukkan bahwa stimulasi cahaya mungkin perlu ditunda sedikit atau nutrisi perlu ditinjau kembali untuk memastikan cadangan energi memadai bagi produksi telur pertama.
Memahami secara detail kapan umur ayam layer mulai bertelur bukan sekadar ingin cepat untung, namun merupakan indikator kesehatan manajemen peternakan secara keseluruhan.