Dalam dunia peternakan unggas, khususnya budidaya ayam petelur, pemahaman mendalam mengenai usia ayam bertelur adalah salah satu variabel paling krusial yang menentukan profitabilitas. Tidak semua ayam dapat langsung menghasilkan telur berkualitas tinggi begitu mencapai kematangan seksual. Terdapat periode kritis yang harus dilalui, mulai dari masa starter, grower, hingga masa puncak produksi. Mengetahui kapan ayam siap bertelur secara optimal akan membantu peternak dalam manajemen pakan, kandang, dan vaksinasi.
Kapan Ayam Mulai Bertelur? Tahap Perkembangan Awal
Secara umum, ayam petelur komersial, seperti varietas Lohmann Brown atau Isa Brown, mulai menunjukkan tanda-tanda awal bertelur sekitar usia 16 hingga 20 minggu (4 hingga 5 bulan). Namun, ini hanyalah permulaan. Periode ini menandakan ayam telah memasuki fase pra-produksi. Berat badan ayam pada fase ini harus sudah mencapai standar ideal yang ditetapkan oleh penyedia bibit. Jika berat badan kurang, produksi telur pertama cenderung akan tertunda atau menghasilkan telur berukuran kecil.
Masa Puncak dan Penurunan Produksi
Ayam petelur yang dikelola dengan baik akan mencapai periode puncak produksi. Usia ayam petelur pada masa ini biasanya berkisar antara 24 hingga 32 minggu. Dalam rentang waktu ini, persentase produksi bisa mencapai 90% atau lebih, tergantung pada genetik ayam dan manajemen lingkungan. Periode emas ini tidak berlangsung selamanya. Setelah melewati puncak, intensitas produksi akan mulai menurun secara bertahap.
Penurunan produksi adalah hal alami yang berkaitan dengan siklus biologis ayam. Umumnya, penurunan signifikan pertama terjadi setelah usia 72 minggu (sekitar 1,5 tahun). Pada usia ini, kualitas cangkang telur juga sering kali menurun, menjadi lebih tipis. Peternak komersial biasanya memutuskan untuk meremajakan ayam (ganti stok) setelah ayam mencapai usia sekitar 80 hingga 90 minggu, karena efisiensi produksi telur sudah tidak sebanding lagi dengan biaya pakan yang dikeluarkan.
Faktor yang Mempengaruhi Usia dan Kualitas Telur
Meskipun usia biologis adalah patokan utama, banyak faktor eksternal yang dapat memajukan atau menunda usia ayam mulai bertelur serta memengaruhi konsistensi produksinya:
- Nutrisi pada Fase Grower: Keseimbangan nutrisi, terutama protein dan mineral, sangat menentukan perkembangan organ reproduksi. Kekurangan kalsium pada masa ini bisa berdampak buruk pada produksi di masa depan.
- Cahaya (Fotoperiode): Ayam memerlukan panjang hari yang tepat untuk merangsang hormon reproduksi. Pengaturan penyinaran yang tidak konsisten sering menjadi penyebab ayam bertelur lebih lambat.
- Manajemen Stres: Suhu ekstrem, kepadatan kandang yang berlebihan, atau gangguan suara dapat menghambat perkembangan seksual ayam dan menyebabkan penundaan bertelur.
- Kesehatan dan Vaksinasi: Penyakit yang menyerang saat ayam masih dalam fase pertumbuhan bisa mengganggu pembentukan sistem reproduksi secara permanen.
Mengoptimalkan Periode Bertelur
Untuk memaksimalkan keuntungan, fokus peternak harus beralih dari sekadar mengetahui usia ayam bertelur menjadi bagaimana mempertahankan produksi tetap tinggi selama mungkin. Ini melibatkan transisi pakan yang mulus dari pakan grower ke pakan layer (bertelur) tepat pada waktunya. Pakan layer diformulasikan lebih tinggi kalsiumnya untuk mendukung pembentukan cangkang yang kuat.
Perlu diingat bahwa semakin awal ayam bertelur, semakin pendek pula masa produktif totalnya. Oleh karena itu, peternak yang profesional cenderung membiarkan ayam mencapai usia yang sedikit lebih matang (mendekati 20 minggu) asalkan bobot badannya sudah ideal. Mengelola usia ayam bertelur bukan hanya soal kalender, tetapi juga soal kesiapan fisik ayam untuk menopang kebutuhan energi tinggi dalam proses oviposisi. Dengan manajemen yang tepat berdasarkan usia dan fase pertumbuhan, hasil panen telur akan maksimal dan berkelanjutan.