Memelihara ayam petelur adalah investasi yang sangat bergantung pada waktu yang tepat. Salah satu faktor krusial yang sering menjadi fokus peternak adalah usia ayam betina bertelur. Kapan ayam mulai bertelur, puncak produksinya, dan kapan ia harus diganti (afkir) sangat menentukan profitabilitas usaha. Memahami siklus hidup reproduksi ayam petelur adalah dasar manajemen yang baik.
Secara umum, ayam betina mulai menunjukkan tanda-tanda siap bertelur ketika mereka mencapai fase dewasa seksual. Fase ini sangat dipengaruhi oleh ras, nutrisi, dan manajemen lingkungan. Bagi ayam ras petelur komersial seperti Lohmann Brown atau Hy-Line, kecepatan pertumbuhan dan perkembangan organ reproduksi harus optimal agar mereka dapat segera memasuki fase produksi telur.
Fase Awal: Masa Pubertas dan Mulai Bertelur
Kapan ayam mulai bertelur sangat bervariasi. Ayam petelur modern biasanya mulai bertelur pertama kali pada usia sekitar 16 hingga 20 minggu (sekitar 4 hingga 5 bulan). Namun, ini adalah usia permulaan; jumlah telur yang dihasilkan pada minggu-minggu awal ini masih relatif sedikit. Usia yang ideal untuk mencapai 50% produksi telur adalah kunci efisiensi. Jika ayam mulai bertelur terlalu cepat (misalnya di bawah 15 minggu), ada risiko ukuran telur kecil dan kapasitas produksi jangka panjangnya bisa terganggu karena tubuhnya belum sepenuhnya berkembang.
Ilustrasi Sederhana Fase Produktivitas Ayam
Puncak Produksi: Emas Peternakan
Setelah melewati masa awal bertelur, ayam akan memasuki fase puncak produksi. Untuk sebagian besar strain komersial, puncak produksi telur terjadi antara usia 28 hingga 32 minggu. Pada periode ini, ayam dapat mencapai efisiensi bertelur hingga 90% atau lebih, tergantung pada kondisi pemeliharaan. Manajemen nutrisi yang ketat, terutama asupan kalsium dan protein, sangat penting selama fase ini untuk memastikan kualitas cangkang dan bobot telur yang optimal. Mengabaikan kebutuhan nutrisi pada puncak produksi akan langsung terlihat pada penurunan kuantitas dan kualitas hasil panen.
Penurunan Produktivitas dan Keputusan Afkir
Setelah melewati puncak, laju produksi telur secara bertahap akan menurun. Penurunan ini merupakan proses alami. Umumnya, setelah usia 70 hingga 80 minggu (sekitar 16-18 bulan), produktivitas dianggap mulai tidak ekonomis untuk dipertahankan dalam sistem intensif. Banyak peternak memutuskan untuk melakukan afkir (menjual ayam) pada usia ini atau sedikit lebih lambat, tergantung pada harga jual telur versus biaya pakan.
Keputusan afkir didasarkan pada beberapa pertimbangan utama terkait usia:
- Efisiensi Konversi Pakan: Semakin tua ayam, semakin banyak pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu butir telur.
- Kualitas Telur: Telur dari ayam yang lebih tua cenderung memiliki bobot yang lebih besar, namun integritas cangkangnya seringkali lebih rapuh.
- Tingkat Mortalitas: Pada usia lanjut, risiko penyakit dan kematian alami meningkat.
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Usia Bertelur
Meskipun usia genetik menentukan potensi, lingkungan sangat menentukan kapan potensi itu terealisasi. Penerapan manajemen cahaya (fotoperiode) adalah salah satu alat paling ampuh. Ayam membutuhkan durasi cahaya tertentu (biasanya sekitar 14-16 jam sehari) setelah mencapai usia 18 minggu untuk mempertahankan stimulasi hormonal yang diperlukan untuk produksi telur yang stabil. Cahaya yang kurang atau berlebihan dapat mengganggu ritme hormonal dan menyebabkan ayam berhenti bertelur prematur atau tidak mencapai potensi maksimalnya.
Selain itu, kepadatan kandang, suhu, dan kualitas air minum juga memainkan peran dalam menentukan kesehatan ayam, yang secara langsung berbanding lurus dengan kemampuan mereka bertelur secara konsisten dari usia muda hingga akhir masa produktifnya. Manajemen yang baik memastikan ayam mencapai potensi bertelur tercepat dan mempertahankan performa terbaiknya selama mungkin. Memahami kurva usia ayam betina bertelur memungkinkan peternak membuat perencanaan pergantian stok yang efisien dan mengoptimalkan setiap siklus produksi.