Anjuran Pernikahan dalam Islam

Ilustrasi Keluarga Muslim Dua figur siluet sedang bergandengan tangan di bawah lengkungan sederhana yang melambangkan ikatan pernikahan.

Hakikat Pernikahan dalam Pandangan Islam

Pernikahan, atau Nikah, dalam Islam bukan sekadar ritual sosial atau pemenuhan kebutuhan biologis semata, melainkan sebuah ibadah agung dan ikatan suci yang disyariatkan oleh Allah SWT. Ia adalah landasan utama pembentukan keluarga, unit terkecil masyarakat yang menjadi cikal bakal peradaban yang baik. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk segera menikah bagi mereka yang telah mampu, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kalian telah memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan."

Anjuran ini dilandasi oleh tujuan mulia, yaitu menjaga kesucian diri dari perbuatan maksiat, mencapai ketenangan jiwa (sakinah), dan melanjutkan keturunan yang saleh demi kemakmuran umat.

Keutamaan Menikah dan Dampaknya

Islam menempatkan pernikahan pada posisi yang sangat tinggi. Ia dianggap sebagai penyempurna separuh agama. Berikut adalah beberapa keutamaan yang menjadikan pernikahan sangat dianjurkan:

Kriteria Ideal dalam Memilih Pasangan

Meskipun pernikahan dianjurkan, Islam juga mengajarkan selektivitas dalam memilih pasangan hidup. Anjuran utama Rasulullah SAW menekankan pentingnya landasan agama di atas pertimbangan duniawi lainnya. Dalam sebuah hadis populer, beliau bersabda bahwa pria seharusnya memilih wanita berdasarkan empat kriteria:

  1. Agamanya (Dien): Ini adalah prioritas utama. Pasangan yang kuat imannya cenderung lebih sabar, bertanggung jawab, dan konsisten dalam menjalankan prinsip hidup yang benar.
  2. Harta Kekayaan: Walaupun bukan yang utama, pertimbangan finansial penting untuk kemaslahatan rumah tangga. Namun, Islam mengingatkan agar tidak menjadikan harta sebagai penentu tunggal.
  3. Kecantikan (Nasab): Daya tarik fisik adalah faktor yang wajar, namun tidak boleh menjadi faktor dominan yang mengesampingkan karakter dan agama.
  4. Keturunan (Keluarga): Latar belakang keluarga sangat memengaruhi pembentukan karakter seseorang.

Nasihat Rasulullah SAW menegaskan: "Pilihlah yang memiliki agama, maka kamu akan beruntung." Pemilihan berdasarkan agama memastikan adanya visi hidup yang sejalan, sehingga konflik perbedaan prinsip dapat diminimalisir, dan rumah tangga dibangun di atas fondasi yang kokoh.

Menghindari Hambatan Pernikahan

Ironisnya, di tengah anjuran yang kuat ini, banyak umat Islam yang menunda atau bahkan meninggalkan pernikahan karena berbagai halangan, seperti tuntutan biaya tinggi, mengejar karier, atau ketakutan akan kehilangan kebebasan. Islam memandang sikap menunda nikah tanpa alasan yang syar'i sebagai sikap yang tidak ideal karena membuka peluang bagi munculnya fitnah dan godaan.

Pernikahan yang ideal tidak harus mewah, namun harus mencukupi syarat sahnya. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa pernikahan yang paling berkah adalah yang paling mudah dan sederhana pelaksanaannya. Kesiapan yang paling utama bukanlah kesiapan finansial secara berlebihan, melainkan kesiapan mental, emosional, dan spiritual untuk memikul amanah besar sebagai suami atau istri. Kesiapan inilah yang akan menuntun pasangan untuk bersama-sama menghadapi realitas kehidupan dengan semangat mencari keridhaan Allah SWT.

🏠 Homepage