Menikah seringkali dipandang bukan sekadar ikatan hukum atau tradisi sosial, melainkan sebuah fondasi penting dalam kehidupan manusia. Dalam banyak pandangan, baik dari sisi spiritual, psikologis, maupun sosiologis, pernikahan dianjurkan sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan dan ketenangan hidup. Keputusan untuk mengikat janji sehidup semati dengan satu pasangan adalah langkah besar yang memerlukan kesiapan matang, namun manfaatnya bagi pembentukan diri dan masyarakat sangatlah signifikan.
Salah satu anjuran utama pernikahan adalah kemampuannya menyediakan wadah emosional yang stabil. Kehidupan modern penuh dengan ketidakpastian dan tekanan. Kehadiran pasangan hidup yang berkomitmen memberikan rasa aman (sense of security). Ketika seseorang memiliki pendamping, beban pikiran dan emosi dapat dibagi. Kegembiraan terasa lebih lengkap, sementara kesulitan dapat dihadapi bersama tanpa rasa sendirian. Ketenangan batin ini seringkali menjadi prasyarat bagi individu untuk berkembang secara profesional dan pribadi.
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan ikatan mendalam. Pernikahan memenuhi kebutuhan psikologis akan kedekatan, penerimaan tanpa syarat, dan rasa memiliki (belonging). Ikatan pernikahan yang sehat mendorong pertumbuhan pribadi karena pasangan akan saling mendukung dalam mencapai potensi terbaik mereka. Saling memahami kekurangan dan kelebihan, serta menerima pasangan seutuhnya, adalah proses pendewasaan yang tak ternilai harganya.
Komitmen dalam pernikahan secara inheren menuntut tanggung jawab yang lebih besar. Ini bukan lagi hanya tentang diri sendiri, melainkan tentang 'kita'. Tanggung jawab untuk merawat, menjaga, dan memprioritaskan kebutuhan pasangan mengajarkan kompromi, kesabaran, dan empati. Sifat-sifat ini seringkali menjadi kunci sukses dalam berbagai aspek kehidupan lainnya. Proses pembelajaran untuk hidup berdampingan seringkali memaksa seseorang untuk mengesampingkan ego demi kebaikan bersama.
Secara sosiologis, pernikahan adalah unit dasar pembentukan keluarga. Keluarga yang terbentuk dari ikatan yang sah cenderung memberikan lingkungan yang lebih kondusif bagi perkembangan anak-anak. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang stabil dan penuh kasih sayang dari kedua orang tua memiliki peluang lebih baik dalam membentuk karakter dan masa depan mereka. Anjuran menikah juga seringkali terkait dengan kesinambungan keturunan dan pelestarian nilai-nilai luhur.
Banyak ajaran moral menekankan bahwa pernikahan adalah cara yang paling baik untuk menyalurkan dorongan biologis dan emosional secara sehat dan terhormat. Dengan adanya ikatan resmi, seseorang terhindar dari godaan dan potensi masalah sosial yang timbul akibat hubungan di luar ikatan yang sah. Ini adalah bentuk pemeliharaan kehormatan diri dan pasangan.
Meskipun anjuran untuk menikah sangat kuat, penting untuk dipahami bahwa kesiapan adalah kunci utama keberhasilan. Menikah bukan hanya tentang cinta romantis sesaat, tetapi tentang visi jangka panjang. Sebelum mengambil langkah ini, calon pasangan perlu mempertimbangkan beberapa aspek penting:
Pada akhirnya, anjuran untuk menikah adalah anjuran untuk mencari partner dalam perjalanan hidup yang kompleks ini. Ia adalah janji untuk tumbuh bersama, melewati badai bersama, dan merayakan kebahagiaan bersama, menjadikannya salah satu pencapaian terpenting dalam perjalanan manusia menuju kedewasaan dan ketenangan sejati.