Ilustrasi sederhana konsep Anoda dalam sel elektrokimia.
Dalam dunia elektrokimia, pemahaman tentang dua elektroda utama—anoda dan katoda—sangat krusial. Anoda didefinisikan sebagai elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi. Oksidasi melibatkan pelepasan elektron dari spesi kimia (atom, molekul, atau ion). Konsekuensinya, anoda selalu menjadi terminal di mana arus listrik (aliran elektron) meninggalkan sirkuit eksternal dan memasuki larutan atau zat padat konduktif.
Secara historis, penamaan anoda dan katoda sedikit membingungkan karena definisinya dapat berubah tergantung apakah kita merujuk pada sel galvanik (sel yang menghasilkan listrik, seperti baterai) atau sel elektrolitik (sel yang membutuhkan input listrik, seperti saat proses pelapisan logam). Namun, definisi modern yang paling konsisten adalah berdasarkan jenis reaksi: Anoda = Tempat Oksidasi.
Salah satu aspek yang sering menimbulkan kebingungan adalah polaritas anoda. Polaritas merujuk pada tanda muatan listrik elektroda tersebut.
Meskipun polaritasnya berbeda, fungsi fundamentalnya tetap sama: anoda adalah titik di mana material kehilangan elektron melalui proses oksidasi.
Anoda memiliki peran vital dalam berbagai aplikasi teknologi modern, mulai dari penyimpanan energi hingga pemrosesan material.
Dalam baterai isi ulang (seperti Lithium-ion), anoda adalah elektroda aktif yang menyimpan energi kimia dalam bentuk potensial oksidasi. Selama proses pelepasan daya (discharging), anoda melepaskan ion (misalnya Li+) dan elektron. Selama pengisian daya (charging), peran anoda dan katoda bertukar fungsi, tetapi secara konvensional, elektroda yang mengalami oksidasi selama pelepasan daya tetap disebut anoda.
Korosi adalah proses elektrokimia yang melibatkan oksidasi logam. Dalam konteks ini, area logam yang mengalami korosi adalah anoda korban. Dalam teknologi proteksi katodik, anoda korban (biasanya logam yang lebih reaktif seperti seng atau magnesium) sengaja dihubungkan dengan struktur yang ingin dilindungi (seperti pipa bawah tanah atau lambung kapal). Anoda korban akan teroksidasi (terkorosi) menggantikan logam struktur utama, sehingga melindungi struktur tersebut.
Dalam proses seperti produksi aluminium (proses Hall-Héroult) atau penyepuhan emas, anoda sangat penting. Dalam penyepuhan tembaga, anoda tembaga murni akan teroksidasi, melepaskan ion Cu²⁺ ke dalam larutan elektrolit, yang kemudian akan tereduksi di katoda, menghasilkan lapisan tembaga murni pada objek yang dilapisi.
Material yang digunakan untuk membuat anoda harus memiliki sifat konduktivitas listrik yang baik serta ketahanan terhadap lingkungan kimia yang keras tempat ia beroperasi. Pemilihan material sangat bergantung pada aplikasi spesifik.
Kinerja keseluruhan sistem elektrokimia, terutama efisiensi energi dan umur pakai perangkat, sangat dipengaruhi oleh stabilitas kimia dan fisika dari material anoda yang dipilih. Pemahaman mendalam mengenai potensi oksidasi anoda memastikan bahwa reaksi terjadi pada elektroda yang diinginkan dan bukan pada komponen lain yang rentan.