Ilustrasi: Pentingnya Hidrasi Saat Berpuasa
Bulan puasa adalah momen spiritual yang ditunggu umat Muslim. Selain menahan lapar dan haus, kita juga menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, perubahan pola makan dan asupan cairan yang drastis selama berpuasa seringkali memunculkan keluhan fisik yang mengganggu, salah satunya adalah sensasi anyang-anyangan.
Anyang-anyangan atau rasa tidak nyaman saat buang air kecil, seringkali disertai rasa perih atau sensasi ingin sering berkemih meskipun volume urin sedikit, menjadi masalah umum bagi sebagian orang saat menjalani ibadah puasa. Fenomena ini tidak boleh diabaikan karena seringkali menjadi sinyal awal dari kondisi yang lebih serius.
Secara medis, kondisi ini seringkali mengarah pada gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau iritasi pada saluran kemih. Selama berpuasa, tubuh mengalami kondisi yang sangat rentan terhadap masalah ini. Penyebab utama anyang-anyangan saat puasa hampir selalu berkaitan dengan dehidrasi.
Ketika kita berpuasa, rentang waktu untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh sangat terbatas—hanya pada waktu berbuka hingga sahur. Asupan cairan yang kurang menyebabkan konsentrasi urin menjadi sangat tinggi. Urin yang pekat mengandung lebih banyak zat sisa metabolisme dan mineral yang berpotensi mengiritasi dinding kandung kemih dan uretra.
Selain itu, beberapa faktor lain yang memperburuk kondisi ini antara lain:
Jika sensasi anyang-anyangan ini terus terjadi dan diabaikan, risiko komplikasinya meningkat. Dalam banyak kasus, ini adalah gejala awal dari ISK. Jika ISK tidak diobati, bakteri dapat menyebar ke ginjal (pielonefritis), yang merupakan kondisi serius dan memerlukan penanganan medis segera.
Gejala lain yang menyertai anyang-anyangan yang harus diwaspadai meliputi:
Jika gejala ini muncul, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan dokter, meskipun sedang berpuasa. Kesehatan adalah prioritas utama.
Kunci utama pencegahan dan penanganan anyang-anyangan selama bulan puasa adalah manajemen cairan dan pola makan yang cerdas.
Prioritaskan target asupan cairan minimal 8 gelas (sekitar 2 liter) antara waktu berbuka dan sahur. Cara terbaik untuk membagi asupan ini adalah:
Selain air putih, konsumsi makanan tinggi kandungan air seperti semangka, timun, atau sup bening saat berbuka juga sangat membantu.
Batasi atau hindari konsumsi minuman yang bersifat diuretik (membuat sering buang air kecil) atau iritan kandung kemih:
Pastikan sahur Anda mengandung serat dan protein yang cukup agar rasa kenyang bertahan lama, sehingga Anda tidak tergoda minum terlalu banyak air dalam satu waktu yang membebani ginjal.
Untuk wanita, selalu bersihkan area kemaluan dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil (bukan sebaliknya) untuk mencegah bakteri dari anus berpindah ke uretra.
Segera buang air kecil begitu Anda merasa ingin, baik setelah berbuka maupun setelah sahur. Ini membantu membersihkan saluran kemih dari bakteri yang mungkin mulai menumpuk.
Dengan perencanaan asupan cairan yang baik dan pemilihan makanan yang tepat, sensasi anyang-anyangan saat puasa dapat diminimalisir, memungkinkan Anda menjalankan ibadah puasa dengan lebih nyaman dan fokus.