Memahami Anyang-anyangan pada Pria Pasca Berhubungan Seksual

Ilustrasi Ketidaknyamanan Saluran Kemih

Apa Itu Anyang-anyangan Pasca Berhubungan?

Anyang-anyangan, atau dikenal secara medis sebagai dysuria, adalah sensasi rasa sakit, perih, atau tidak nyaman saat buang air kecil. Fenomena ini, ketika terjadi pada pria setelah berhubungan seksual, dapat menjadi sumber kekhawatiran. Meskipun lebih sering dikaitkan dengan wanita, pria juga dapat mengalaminya. Kondisi ini umumnya mengindikasikan adanya iritasi atau infeksi pada saluran kemih atau uretra.

Gejala yang menyertai rasa perih saat berkemih ini bisa meliputi dorongan untuk buang air kecil yang sangat sering (frekuensi tinggi), sensasi tidak tuntas setelah berkemih, dan terkadang keluarnya cairan abnormal dari penis.

Penyebab Umum Anyang-anyangan pada Pria

Setelah aktivitas seksual, perubahan pada lingkungan uretra dapat memicu iritasi. Ada beberapa penyebab utama mengapa pria bisa mengalami anyang-anyangan pasca berhubungan:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Meskipun jarang pada pria muda, ISK bisa terjadi. Selama hubungan seksual, bakteri, terutama dari area anus atau kulit sekitar genital, dapat berpindah dan masuk ke uretra (saluran kencing). Bakteri ini kemudian berkembang biak di saluran kemih, menyebabkan peradangan dan gejala anyang-anyangan.

2. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa IMS merupakan penyebab paling umum dari disuria pada pria aktif secara seksual. Bakteri atau virus yang menyebabkan IMS dapat mengiritasi lapisan uretra. Contohnya termasuk:

3. Prostatitis (Peradangan Prostat)

Prostat adalah kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih. Hubungan seksual dapat menyebabkan tekanan atau peradangan sementara pada prostat (prostatitis akut atau kronis). Jika prostat meradang, hal ini dapat mengganggu aliran urine dan menyebabkan rasa sakit saat berkemih, termasuk setelah ejakulasi.

4. Trauma atau Iritasi Mekanis

Gesekan yang intens atau durasi hubungan yang lama dapat menyebabkan iritasi fisik pada ujung uretra (meatus uretra). Selain itu, penggunaan pelumas yang mengandung bahan kimia tertentu atau kondom dengan bahan yang memicu alergi juga bisa menjadi faktor iritasi sementara.

5. Urethritis Non-gonokokus (NGU)

Ini adalah peradangan uretra yang disebabkan oleh mikroorganisme selain gonore, seperti Mycoplasma genitalium. Gejala yang muncul seringkali berupa disuria ringan hingga sedang, terutama setelah aktivitas seksual.

Kapan Harus Segera Mencari Bantuan Medis?

Sementara beberapa kasus iritasi mungkin hilang dengan sendirinya dalam sehari, gejala yang menetap atau disertai gejala lain memerlukan perhatian dokter. Segera konsultasikan jika Anda mengalami:

Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Pencegahan adalah kunci untuk mengurangi risiko anyang-anyangan pasca berhubungan seksual, terutama yang disebabkan oleh infeksi:

  1. Kebersihan Sebelum dan Sesudah: Pastikan area genital bersih sebelum berhubungan. Bagi pria, buang air kecil segera setelah berhubungan dapat membantu "membilas" bakteri yang mungkin masuk ke uretra.
  2. Komunikasi dan Lubrikasi: Gunakan pelumas yang cukup untuk mengurangi gesekan. Jika Anda mencurigai alergi, coba ganti merek pelumas atau kondom.
  3. Batasi Pasangan Seksual: Mengurangi jumlah pasangan seksual secara signifikan menurunkan risiko tertular IMS.
  4. Penggunaan Kondom: Penggunaan kondom secara konsisten dan benar adalah cara terbaik untuk mencegah penularan IMS.
Penting: Artikel ini bersifat informatif dan bukan pengganti diagnosis atau saran medis profesional. Jika Anda mengalami gejala persisten, kunjungi dokter atau urolog untuk pemeriksaan menyeluruh.
🏠 Homepage