Memulai usaha peternakan ayam petelur memerlukan pemahaman mendalam mengenai siklus hidup unggas ini. Salah satu fase krusial yang menentukan keberhasilan produksi adalah saat ayam mencapai fase siap bertelur. Mengetahui secara pasti kapan ayam petelur siap bertelur pada umur tertentu bukan hanya perkiraan, melainkan hasil dari manajemen pakan, kesehatan, dan lingkungan yang optimal.
Faktor Penentu Usia Siap Bertelur
Secara umum, ayam petelur komersial (seperti varietas Leghorn atau Isa Brown) mulai menunjukkan tanda-tanda bertelur pertama sekitar usia 16 hingga 20 minggu (sekitar 4 hingga 5 bulan). Namun, usia ini sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor kunci. Kunci sukses terletak pada bagaimana peternak mempersiapkan ayam dara (pullet) sebelum memasuki masa bertelur produktif.
1. Nutrisi Selama Masa Pertumbuhan (Pullet Stage)
Nutrisi selama masa pembentukan ayam dara (pullet stage) adalah fondasi utama. Ayam harus mencapai berat badan ideal pada umur tertentu. Jika ayam terlalu kurus atau sebaliknya, terlalu gemuk, produksi telur akan terganggu. Pakan yang seimbang, kaya protein dan mineral, sangat penting untuk pembentukan organ reproduksi yang matang.
2. Genetika dan Strain
Setiap galur (strain) ayam petelur memiliki potensi genetik yang berbeda. Beberapa strain modern dirancang untuk mulai bertelur lebih awal, bahkan pada usia 15 minggu, sementara strain lain mungkin memerlukan sedikit waktu lebih lama untuk mencapai kematangan fisik penuh.
3. Manajemen Lingkungan
Kondisi lingkungan sangat memengaruhi hormon reproduksi ayam. Pencahayaan (fotoperiode) adalah faktor paling signifikan. Ayam petelur membutuhkan peningkatan durasi cahaya secara bertahap untuk merangsang produksi hormon GnRH yang memicu pematangan folikel ovarium. Penerapan program pencahayaan yang tepat membantu memastikan ayam petelur siap bertelur pada umur yang diharapkan.
Tanda-Tanda Ayam Menjelang Masa Bertelur
Sebelum telur pertama muncul, ada beberapa indikasi fisik dan perilaku yang dapat diamati oleh peternak:
- Perubahan Warna Kaki dan Paruh: Kaki dan paruh yang semula berwarna pucat akan mulai menunjukkan pigmen kuning cerah akibat peningkatan kadar karotenoid dalam pakan.
- Pembesaran Jengger dan Pial: Jengger dan pial akan menjadi lebih besar, lebih tebal, dan berwarna merah cerah karena pengaruh hormon estrogen.
- Perubahan Perilaku: Ayam menjadi lebih aktif mencari tempat yang nyaman dan tertutup, ini merupakan insting alami untuk membuat sarang.
- Pembentukan Panggul: Jarak antara tulang pubik (di bawah kloaka) akan melebar sekitar dua hingga tiga jari, menandakan panggul sudah siap untuk mengeluarkan telur.
Masa Puncak Produksi
Setelah telur pertama muncul, ayam tersebut secara resmi memasuki masa bertelur. Puncak produksi biasanya terjadi antara usia 24 hingga 32 minggu, di mana ayam mampu menghasilkan 90% atau lebih dari potensi hariannya. Selama fase ini, kebutuhan nutrisi, terutama kalsium untuk pembentukan cangkang telur, harus dijaga ketat. Kekurangan kalsium pada masa ini akan menyebabkan telur bercangkang tipis atau bahkan ayam berhenti bertelur sementara.
Memahami secara akurat kapan ayam petelur siap bertelur pada umur optimal sangat penting untuk perencanaan pakan dan estimasi pendapatan. Kegagalan dalam manajemen pada masa pertumbuhan akan berdampak langsung pada usia pertama bertelur dan total produksi selama siklus hidup ayam.
Transisi dari Dara ke Petelur: Peran Pakan Grower ke Layer
Pergantian formula pakan dari pakan pertumbuhan (Grower) ke pakan pra-bertelur (Pre-Layer) dan akhirnya pakan layer (Layer Feed) harus dilakukan secara bertahap. Transisi ini biasanya dimulai sekitar usia 16-18 minggu. Pakan Layer diformulasikan dengan kadar protein yang sedikit lebih rendah namun memiliki kandungan energi dan kalsium yang jauh lebih tinggi. Jika transisi pakan terlalu cepat, ayam bisa mengalami stres pencernaan dan penurunan berat badan, yang justru menunda produksi telur.
Kesimpulannya, meskipun rentang usia umum telah ditetapkan, peternak yang berhasil adalah mereka yang mampu mengamati secara cermat kondisi fisik dan lingkungan ayamnya, memastikan bahwa setiap ayam mencapai berat badan ideal dan kematangan organ reproduksi tepat waktu, sehingga produksi telur dapat dimulai secara serentak dan efisien.