Ilustrasi ketidaknyamanan spiritual.
Dalam ranah kepercayaan masyarakat, penggunaan benda pusaka atau praktik mistis untuk mendapatkan kelebihan diri, seperti pesona atau kekayaan, seringkali dikenal dengan istilah menggunakan susuk. Meskipun tampak menjanjikan jalan pintas menuju kesuksesan duniawi, di balik kemewahan sesaat tersebut tersimpan konsekuensi spiritual yang berat, yang dalam banyak keyakinan disebut sebagai azab orang pakai susuk.
Praktik memasukkan benda asing ke dalam tubuh ini dianggap melanggar hukum alam dan hukum agama. Keyakinan umum menyebutkan bahwa energi yang diperoleh bersifat sementara dan harus dibayar dengan harga yang jauh lebih mahal di kemudian hari. Pertanyaan mendasar muncul: apa wujud nyata dari 'azab' tersebut?
Banyak cerita rakyat dan kesaksian yang beredar menggambarkan penderitaan orang yang terlibat dalam praktik ini. Salah satu bentuk azab orang pakai susuk yang paling sering disebut adalah hilangnya kedamaian batin. Keberuntungan yang didapat terasa hampa karena rasa takut yang selalu menyelimuti. Mereka hidup dalam kecemasan, takut jika susuknya lepas, atau takut jika pemilik aslinya menagih 'janji'.
Secara fisik, ada pula narasi mengenai kesulitan saat ajal menjemput. Dalam kepercayaan tertentu, susuk dipercaya akan menghalangi roh untuk keluar dari jasad, menyebabkan penderitaan luar biasa saat proses kematian. Bahkan, beberapa cerita mistis menyebutkan bahwa benda tersebut tidak akan bisa dikeluarkan dari jasad setelah meninggal, meninggalkan keanehan pada jenazah.
Selain itu, hubungan sosial seringkali menjadi korban. Meskipun susuk dimaksudkan untuk menarik simpati dan keberuntungan dalam karier atau asmara, energi negatif yang menyertainya bisa menjauhkan orang-orang tulus dari kehidupannya. Keberhasilan yang diraih terasa semu karena didasari oleh tipu daya, bukan ketulusan.
Inti dari setiap azab orang pakai susuk adalah prinsip sebab-akibat spiritual. Energi yang dipinjam atau 'diambil' harus dikembalikan, seringkali dengan bunga yang berlipat ganda. Jika susuk digunakan untuk menawan hati seseorang, maka hubungan yang terjalin dianggap tidak sah di mata spiritual dan akan berakhir dengan luka mendalam atau kehancuran rumah tangga.
Para ahli spiritual sering mengingatkan bahwa kekuatan sejati datang dari usaha, doa, dan restu Ilahi, bukan dari benda-benda mati yang memiliki 'penjaga' atau 'pemilik' gaib. Ketika kekuatan tersebut bersifat pinjaman, maka penagihan pasti akan datang, entah itu berupa penyakit misterius, kegagalan mendadak, atau penderitaan keluarga.
Bagi mereka yang terlanjur menggunakan susuk dan mulai merasakan dampak negatifnya, jalan yang diyakini sebagai solusi adalah pelepasan total dan pertobatan yang sungguh-sungguh. Proses ini seringkali dianggap lebih sulit dan menyakitkan daripada memasangnya, karena harus melepaskan ketergantungan pada jalan pintas tersebut.
Kisah mengenai azab orang pakai susuk sejatinya berfungsi sebagai pengingat universal: bahwa kemudahan yang datang tanpa usaha keras dan melanggar batas-batas moral atau spiritual akan selalu membawa konsekuensi tersembunyi. Dunia maya dan kehidupan nyata dipenuhi dengan peringatan bagi mereka yang mencari kekuasaan atau pesona instan melalui cara-cara yang tidak diridhai. Keselamatan sejati terletak pada integritas diri dan jalan yang lurus.