Panduan Lengkap Cara Beternak Ayam Ras Petelur

Beternak ayam ras petelur merupakan salah satu usaha peternakan unggas yang menjanjikan keuntungan stabil, mengingat permintaan telur konsumsi yang terus meningkat. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada manajemen yang baik, mulai dari pemilihan bibit hingga penanganan pasca-panen. Artikel ini akan menguraikan langkah-langkah kunci dalam memulai dan mengelola peternakan ayam petelur secara efektif.

Ilustrasi Sederhana Ayam Petelur di Kandang

1. Persiapan Bibit Unggul (DOC)

Kunci utama peternakan ayam petelur adalah pemilihan bibit. Pilih Day Old Chick (DOC) ayam ras petelur yang berkualitas tinggi, seperti galur Leghorn atau Lohmann Brown, yang memiliki potensi produksi telur tinggi dan tingkat kematian rendah. Pastikan Anda mendapatkan DOC dari penetasan resmi yang memiliki riwayat kesehatan terjamin.

Pemilihan dan Pemesanan

2. Manajemen Kandang yang Tepat

Kandang harus memberikan kenyamanan termal dan ventilasi yang memadai. Sistem kandang yang umum digunakan adalah baterai (kandang kawat susun) untuk efisiensi lahan, namun sistem postal terbuka atau semi-tertutup juga masih diterapkan tergantung skala usaha.

Kriteria Kandang Ideal

3. Fase Pemeliharaan (Starter, Grower, Layer)

Ayam petelur melewati tiga fase utama yang memerlukan perlakuan pakan dan lingkungan berbeda:

a. Fase Starter (0–8 Minggu)

Fokus utama pada fase ini adalah pertumbuhan tulang dan organ. Berikan pakan dengan kandungan protein tinggi (sekitar 20-22%) dan pastikan akses air minum bersih 24 jam.

b. Fase Grower (9–18 Minggu)

Transisi dari starter ke fase pra-produksi. Protein diturunkan bertahap (sekitar 16-18%). Pada fase ini, pengendalian cahaya mulai diperkenalkan untuk mempersiapkan ayam memasuki masa puncak produksi.

c. Fase Layer (Mulai 18/19 Minggu ke Atas)

Ini adalah fase produksi telur. Pakan harus mengandung kalsium tinggi (sekitar 3.5-4.5%) untuk pembentukan cangkang telur. Manajemen pencahayaan sangat krusial; umumnya dibutuhkan 14-16 jam cahaya per hari untuk menjaga stimulasi produksi telur.

4. Nutrisi dan Pakan

Pakan menyumbang 60-70% dari total biaya operasional. Kualitas pakan langsung menentukan performa produksi.

Pastikan pakan memenuhi kebutuhan nutrisi spesifik untuk setiap fase. Kekurangan nutrisi, terutama Kalsium, Fosfor, dan Vitamin D3, akan menyebabkan telur tipis atau bahkan ayam mengalami kelumpuhan.

5. Kesehatan dan Biosekuriti

Penyakit adalah ancaman terbesar dalam peternakan ayam petelur. Implementasi biosekuriti ketat adalah wajib.

6. Penanganan dan Pemanenan Telur

Telur harus dikumpulkan minimal dua kali sehari untuk menjaga kebersihannya dan mencegah kerusakan cangkang akibat diinjak ayam atau kotoran.

Telur yang sudah dikumpulkan harus segera didinginkan di ruangan bersuhu sejuk (sekitar 18-20°C) sebelum proses sortasi dan pengemasan. Penanganan yang baik menjaga daya jual dan umur simpan telur.

Dengan perencanaan yang matang, pemeliharaan intensif, dan disiplin dalam biosekuriti, beternak ayam ras petelur dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil dan menguntungkan.

🏠 Homepage