Ilustrasi visual berbagai varietas buah aprikot.
Buah aprikot, yang secara ilmiah dikenal sebagai Prunus armeniaca, adalah buah batu kecil yang populer di seluruh dunia, terutama di wilayah beriklim sedang. Dikenal karena kulitnya yang beludru halus berwarna oranye hingga kuning cerah dan daging buahnya yang manis dengan sedikit rasa asam, aprikot menawarkan kekayaan nutrisi dan variasi rasa yang menarik. Namun, seringkali kita hanya mengenal satu jenis aprikot di pasaran. Padahal, dunia aprikot menyimpan beragam jenis dan kultivar yang berbeda dalam hal ukuran, warna, kekerasan, hingga waktu panen.
Memahami jenis buah aprikot sangat penting, baik bagi petani maupun konsumen yang ingin memaksimalkan pengalaman rasa. Perbedaan utama antar jenis seringkali terletak pada tingkat kemanisan (kadar gula), tingkat keasaman (keseimbangan rasa), serta tekstur daging buahnya, apakah lunak atau lebih keras saat matang. Di beberapa daerah, aprikot juga diklasifikasikan berdasarkan metode penggunaannya, misalnya untuk dimakan segar, dikeringkan, atau diolah menjadi selai.
Meskipun ada ratusan kultivar aprikot yang dibudidayakan, beberapa jenis menonjol karena kualitas dan popularitasnya di pasar global. Berikut adalah beberapa jenis buah aprikot yang paling dikenal:
Selain berdasarkan nama kultivar, aprikot juga dapat dikategorikan berdasarkan fungsi utamanya di dapur:
Jenis-jenis ini biasanya memiliki kulit yang lebih lembut, daging buah yang juicy, dan keseimbangan rasa manis-asam yang sempurna. Mereka harus segera dikonsumsi setelah dipetik karena cepat membusuk. Contohnya termasuk banyak kultivar yang dikembangkan untuk pasar supermarket modern yang mengutamakan penampilan dan kerenyahan awal.
Aprikot yang ditujukan untuk dikeringkan harus memiliki kadar air yang lebih rendah saat matang dan daging buah yang padat agar tidak hancur selama proses pengeringan. Warna yang lebih gelap seringkali lebih disukai karena menghasilkan warna "emas" yang khas setelah dikeringkan. Varietas seperti Tilton sangat cocok untuk kebutuhan ini.
Untuk selai, jeli, atau kalengan, aprikot harus mampu mempertahankan bentuknya dan memiliki tingkat keasaman yang memadai untuk membantu pengawetan alami. Kultivar yang sedikit lebih keras dan memiliki rasa yang tajam lebih disukai dalam kategori ini, karena rasa manisnya akan diperkuat selama pemrosesan.
Meskipun kebanyakan orang mengaitkan aprikot dengan warna oranye cerah, jenis buah aprikot juga bisa ditemukan dalam nuansa kuning pucat, bahkan ada varietas yang memiliki semburat kemerahan atau sedikit keunguan di bagian yang terpapar sinar matahari langsung. Warna yang lebih dalam biasanya mengindikasikan tingkat beta-karoten yang lebih tinggi, yang bermanfaat bagi kesehatan mata.
Rasa adalah pembeda terbesar. Beberapa varietas, terutama yang berasal dari Mediterania timur, cenderung memiliki profil rasa yang lebih tajam dan 'tart' (asam), yang sangat disukai untuk mengurangi rasa enek saat mengonsumsi buah yang sangat manis. Di sisi lain, kultivar baru yang dibudidayakan di Amerika Utara seringkali difokuskan untuk memiliki Brix (kadar gula) setinggi mungkin, menghasilkan buah yang sangat manis namun terkadang kurang kompleks secara aromatik.
Kesimpulannya, dunia aprikot jauh lebih luas daripada yang terlihat di keranjang buah biasa. Dari Moorpark yang kaya rasa hingga Goldcot yang tangguh, setiap jenis buah aprikot menawarkan karakteristik unik yang melayani selera dan kebutuhan kuliner yang berbeda-beda. Memilih jenis yang tepat akan menjamin pengalaman menikmati buah batu musim panas ini menjadi maksimal.