Jantung adalah pusat peredaran darah dalam tubuh manusia, dan aorta adalah arteri terbesar yang bertugas mendistribusikan darah kaya oksigen dari ventrikel kiri ke seluruh sistem peredaran darah. Salah satu bagian paling krusial dan menarik dari aorta adalah **lengkung aorta** (atau *aortic arch*). Struktur ini bukan sekadar pembengkokan, melainkan area vital tempat distribusi darah menuju kepala, leher, lengan, dan bagian atas tubuh dimulai.
Lengkung aorta adalah segmen melengkung dari aorta yang melanjutkan aorta asendens (aorta yang naik dari jantung) dan kemudian berubah menjadi aorta desendens (aorta yang turun melalui dada). Secara anatomis, lengkung aorta berada di belakang tulang dada (sternum) dan di bawah klavikula, melengkung ke arah kiri dan sedikit ke belakang. Bentuk lengkung ini sangat esensial karena memungkinkannya menjadi stasiun percabangan utama.
Perjalanan lengkung aorta memiliki panjang sekitar 5 hingga 7 sentimeter pada orang dewasa. Ia dimulai kira-kira setinggi vertebra toraks kedua (T2) dan berakhir pada tingkat vertebra toraks keempat (T4). Dari lengkung inilah tiga arteri utama bercabang untuk memasok darah ke area vital di atas diafragma.
Fungsi utama lengkung aorta adalah sebagai titik asal tiga pembuluh darah besar yang memberikan suplai darah oksigenasi ke bagian atas tubuh. Tiga cabang ini muncul secara berurutan dari bagian atas lengkung aorta, meskipun variasi minor mungkin terjadi antarindividu. Ketiga cabang utama tersebut adalah:
Distribusi yang terstruktur ini memastikan bahwa setiap bagian penting dari tubuh bagian atas menerima suplai darah segar secara efisien setelah darah dipompa keluar dari jantung.
Secara fisiologis, lengkung aorta bertanggung jawab untuk mempertahankan tekanan darah yang stabil untuk sirkulasi ke otak. Tekanan darah di aorta adalah yang tertinggi setelah meninggalkan jantung, dan lengkung ini mengatur bagaimana tekanan tersebut didistribusikan ke berbagai cabang tanpa menyebabkan tekanan berlebih pada salah satu area, khususnya otak.
Selain sebagai jalur distribusi, lengkung aorta juga mengandung reseptor penting. Dinding aorta di area ini, terutama di awal lengkung, mengandung baroreseptor. Baroreseptor ini adalah sensor tekanan yang terus-menerus memantau perubahan tekanan darah dalam aorta. Ketika tekanan darah meningkat, baroreseptor mengirimkan sinyal ke batang otak, yang kemudian merespons dengan menyesuaikan detak jantung dan diameter pembuluh darah (vasokonstriksi atau vasodilatasi) untuk menjaga tekanan darah tetap dalam rentang normal (homeostasis).
Karena perannya yang vital, kelainan pada lengkung aorta dapat menimbulkan masalah kesehatan serius. Salah satu kondisi yang paling sering dibicarakan adalah koarktasio aorta (Coarctation of the Aorta). Ini adalah kelainan bawaan di mana terjadi penyempitan pada bagian lengkung aorta. Penyempitan ini memaksa jantung bekerja jauh lebih keras untuk memompa darah melewati area yang sempit tersebut. Akibatnya, tekanan darah di bagian atas tubuh (di atas penyempitan) menjadi sangat tinggi, sementara tekanan darah di bagian bawah tubuh (kaki) menjadi rendah.
Gangguan lain termasuk aneurisma lengkung aorta, yaitu pelebaran abnormal pada dinding pembuluh darah. Jika aneurisma pecah, hal ini dapat menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa. Penanganan kondisi-kondisi ini seringkali memerlukan intervensi medis atau bedah untuk memperbaiki integritas struktural lengkung aorta agar distribusi darah dapat berjalan lancar dan aman.
Memahami lengkung aorta bukan hanya tentang mengetahui anatomi; ini adalah tentang mengapresiasi rekayasa biologis kompleks yang memastikan setiap sel di tubuh bagian atas menerima kehidupan melalui aliran darah yang teratur dan terkelola dengan baik.