Pendahuluan: Potensi Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan investasi yang sangat populer dalam dunia peternakan unggas karena siklus panennya yang relatif singkat dan potensi keuntungan yang tinggi. Namun, mencapai bobot ideal dalam waktu singkat memerlukan manajemen yang ketat dan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan nutrisi serta lingkungan hidupnya. Pembesaran ayam broiler yang sukses sangat bergantung pada sinkronisasi antara genetik unggul, pakan berkualitas, biosekuriti, dan manajemen kandang yang profesional.
Fase pembesaran, atau yang sering disebut masa grower hingga finisher, adalah periode krusial di mana efisiensi konversi pakan (FCR) menjadi penentu utama profitabilitas. Kesalahan manajemen sekecil apapun pada fase ini dapat mengakibatkan penurunan bobot badan, peningkatan mortalitas, dan biaya operasional yang membengkak.
Faktor Kunci dalam Pembesaran Broiler
1. Nutrisi dan Formulasi Pakan
Pakan adalah komponen biaya terbesar dalam budidaya broiler, mencapai 60-70% dari total pengeluaran. Kunci utamanya adalah menyediakan nutrisi yang sesuai dengan fase pertumbuhan:
- Starter (0-10 hari): Protein tinggi (20-23%) untuk perkembangan organ dan bulu.
- Grower (11-25 hari): Protein sedikit menurun (18-20%) untuk fokus pada pertumbuhan otot.
- Finisher (26 hari hingga panen): Energi lebih tinggi dan protein sekitar 16-18% untuk memaksimalkan deposisi daging sebelum dipasarkan.
Pastikan air minum selalu bersih, segar, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Keterbatasan air minum akan langsung menghambat laju pertumbuhan.
2. Manajemen Lingkungan (Kandang)
Kandang yang nyaman sangat menentukan respons ayam terhadap pakan. Parameter lingkungan harus dikontrol ketat:
- Ventilasi: Harus memadai untuk membuang panas, kelembaban berlebih, dan gas berbahaya seperti amonia (NH3) yang berasal dari kotoran.
- Kepadatan (Stocking Density): Kepadatan yang terlalu tinggi menyebabkan stres panas, persaingan pakan/minum, dan peningkatan kasus luka pada kaki atau dada ayam. Ikuti rekomendasi kepadatan berdasarkan sistem kandang (misalnya, terbuka atau tertutup).
- Suhu: Ayam broiler sangat sensitif terhadap suhu. Suhu ideal umumnya berkisar antara 22°C hingga 26°C setelah masa brooding awal. Gunakan sistem pendingin (cooling pad) atau pemanas (brooder) sesuai kebutuhan.
3. Kesehatan dan Biosekuriti
Pencegahan penyakit jauh lebih murah daripada pengobatannya. Program vaksinasi yang terstruktur wajib diterapkan sesuai jadwal dokter hewan. Biosekuriti adalah garis pertahanan pertama:
- Batasi akses orang luar ke area kandang.
- Desinfeksi rutin pada peralatan dan alas kaki sebelum memasuki area pemeliharaan.
- Segera isolasi dan tangani ayam yang menunjukkan gejala sakit untuk mencegah penyebaran wabah.
Evaluasi Kinerja Pembesaran
Untuk memastikan program pembesaran berjalan sesuai rencana, pemantauan rutin sangat penting. Dua indikator utama yang harus diperhatikan adalah:
- Bobot Badan Harian (ADG - Average Daily Gain): Bandingkan bobot rata-rata ayam di kandang Anda dengan standar pertumbuhan (broiler growth chart) dari strain DOC yang digunakan. Jika ADG jauh di bawah standar, periksa manajemen pakan dan kesehatan.
- FCR (Feed Conversion Ratio): Ini mengukur seberapa efisien ayam mengubah pakan menjadi daging. FCR yang rendah (misalnya 1.5:1 lebih baik daripada 1.8:1) menunjukkan efisiensi yang tinggi. FCR yang buruk seringkali disebabkan oleh kualitas pakan yang tidak sesuai atau adanya parasit.